REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Petinggi pegawai negeri sipil Hong Kong, Carrie Lam mendesak mahasiswa untuk meninggalkan tenda utama protes, Kamis (11/12).
Pihak berwenang membersihkan tenda di Admiralty pada Kamis pagi atas perintah dari pengadilan tinggi.
Pemimpin mahasiswa berjanji akan melakukan aksi damai hingga menit terakhir. Lam meminta para orang tua, guru dan dosen mempengaruhi mahasiswa untuk meninggalkan tenda Admiralty dan tidak kembali lagi.
"Karena ketika operasi polisi telah dimulai, konfrontasi bisa saja terjadi," kata Lam, dikutip BBC. Meski demikian, Ketua Federasi Manasiswa Hong Kong, Alex Chow mengatakan mereka akan tetap di tenda.
"Kami menolak hingga akhir waktu," kata Chow. Ia berjanji tidak akan memicu bentrok kekerasan. Para mahasiswa berjanji meski telah pergi mereka akan kembali lagi. Tulisan 'We'll be back' tertempel di dinding area protes sebagai bentuk penolakan.
Bulan lalu, pihak berwenang membersihkan sebagian kecil tenda protes di Citic Tower Admiralty. Operasi ini berlangsung damai. Namun operasi di situs Mong Kong berakhir bentrok hingga menyebabkan banyak orang terluka dan ditahan.