Kamis 11 Dec 2014 15:07 WIB

Ledakan di Afghanistan Tewaskan Enam Tentara

Tentara Afghanistan
Foto: EPA
Tentara Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Seorang pembom bunuh diri menewaskan sedikitnya enam tentara Afghanistan di pinggiran Kabul Kamis pagi, kata polisi, yang terbaru dalam serangkaian serangan Taliban di ibu kota.

Pembom yang berjalan kaki menargetkan satu bus yang membawa tentara Afghanistan di Tangi Tarakhil di pinggiran ibu kota, kata Kepala Satuan Cabang Kriminalitas Kabul Jenderal Farid Afzail kepada AFP.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dalam pesan yang dikirim kepada media.

"Sekitar pukul 07.15 waktu setempat, seorang pembom bunuh diri berjalan kaki menargetkan bus tentara Afghanistan di Tangi Tarakhil wilayah kota Kabul," kata Afzail.

"Sebagai akibat dari serangan itu, enam staf militer Afghanistan tewas dan 10 lainnya terluka."

Kabul telah dilanda serangkaian serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir, mempertinggi kekhawatiran bahwa Afghanistan bisa berada di ujung spiral kekerasan ketika kehadiran militer pimpinan AS menurun.

Pasukan NATO di Afghanistan akan berubah pada 31 Desember dari misi tempur ke peran dukungan, dengan jumlah pasukan dipotong menjadi sekitar 12.500 - turun dari puncaknya 130.000 pada tahun 2010.

Kelompok militan telah menargetkan rumah-rumah tamu asing, kendaraan kedutaan, tentara AS dan bus-bus militer Afghanistan di Kabul selama sebulan lalu, meruntuhkan klaim bahwa pemberontakan melemah saat perang 13-tahun NATO berakhir.

Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan dalam kunjungan ke Kabul pada akhir pekan bahwa pergerakan itu menunjukkan "bahwa masyarakat internasional tidak boleh goyah dalam dukungannya demi stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan Afghanistan ".

Dia mengatakan pemerintah Afghanistan yang baru terpilih dan pasukan keamanan siap untuk mengambil alih keamanan.

Hagel menegaskan Afghanistan tidak akan meninggalkan cara Irak, di mana tentara yang dilatih AS hampir runtuh dalam menghadapi serangan gencar oleh pejuang jihad Negara Islam (IS) setelah pasukan Amerika meninggalkan negara itu pada tahun 2011.

Tetapi sehari kemudian, Kepala Eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah mengatakan kepada Koran 'Sunday Times' Inggris bahwa pasukan Barat meninggalkan sebelum waktunya.

"Ini terlalu mendadak," kata Abdullah.

"Dua tahun lalu kami memiliki 150.000 tentara internasional dan banyak jet serta helikopter. Dalam waktu dua bulan akan ada hanya 12.000. Kami membutuhkan dukungan udara untuk mengevakuasi medis para korban, intelijen dan jet-jet cepat."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement