REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Sedikitnya 31 mayat telah ditemukan di lokasi dua ledakan yang terjadi secara berurutan pada Kamis (11/12) waktu setempat ketika mengguncang Jos, ibu kota negara bagian Plateau, Nigeria Tengah-Utara.
''Jumlah korban jiwa dikhawatirkan bertambah. Hingga saat ini pekerja bantuan masih melakukan pencarian di lokasi kedua ledakan tersebut,'' kata Juru Bicara Gubernur Negara Bagian itu Pam Ayuba kepada Xinhua.
Juru Bicara Polisi Negara Bagian Emmanuel Abu, yang sebelumnya mengkonfirmasi kedua ledakan tersebut kepada Xinhua, mengatakan polisi telah dikerahkan ke lokasi ledakan untuk memastikan situasi dan menyelamat nyawa.
Ledakan pertama dikatakan telah terjadi sekitar pukul 18.30 waktu setempat di satu tempat makan terkenal yang berada di daerah terkenal, Terminus, sedangkan ledakan kedua terjadi beberapa menit kemudian di sepanjang Jalan Masalachi Juma.
Seorang reporter Xinhua mengatakan petugas dari Badan Penanganan Bencana Nasional melakukan koordinasi operasi pertolongan di daerah itu tapi tak bisa memastikan jumlah korban cedera.
Terminus biasanya dipenuhi pengunjung pada malam hari, saat pedagang kembali untuk melakukan penjualan singkat pada malam hari. Warga Terminus jauh lebih banyak pada saat itu, ketika warga bergegas untuk berbelanja persiapan Natal. Tempat tersebut juga menjadi tempat parkir bagi pelaju yang bergegas untuk pulang setelah bekerja atau berdagang.
Negara Bagian Plateau terletak di sabuk tengah Nigeria, tempat warga Muslim di bagian utara dan Kristen di selatan bertemu. Wilayah itu telah menyaksikan ketegangan etnik dan berpotensi menjadi tempat bentrokan sebelum pemilihan umum dan kerusuhan pasca-proses demokrasi tersebut.
Jos, Ibu Kota Negara Bagian itu, terperosok ke dalam pertumpahan darah pada 7 Maret 2010, ketika anggota dua masyarakat saling serang dalam pembalasan atas pembunuhan sebelumnya.
Negara bagian tersebut belum lama ini telah menyaksikan beberapa ledakan bom dan pertikaian terus-menerus antara peternak Berom dan Fulani, dan banyak orang --terutama perempuan dan anak kecil-- dibunuh di negara bagian itu.