REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Kepolisian Israel meningkatkan personelnya di Yerusalem jelang ibadah Shalat Jumat. Aparat keamanan Israel bersiap untuk menghadapi respon warga Palestina menyusul terbunuhnya Menteri Palestina Zaid Abu Ein oleh tentara Israel pada Rabu (10/12) di Tepi Barat.
Berpulangnya Abu Ein membuat Israel menjadi sorotan dunia atas aksi kejinya yang kembali terulang. Padahal, Abu Ein bersama para demonstran lainnya hanya memperingati Hari HAM Internasional dengan menanam pohon zaitun, namun aksi damai Abu Ein bersama warga Palestina lainnya dibalas dengan tindakan kekerasan serta tembakan gas air mata yang membabi buta.
Tak ingin kembali dikecam, otoritas Israel mengizinkan seluruh jamaah untuk melaksanakan ibadah Shalat Jumat di Masjdi Al Aqsa. Sudah menjadi rutinitas bagi Israel dalam membatasi umat Islam yang hendak beribadah di Masjid Al-Aqsa terutama pada saat Shalat Jumat.
Namun, sejumlah ketegangan di Tepi Barat yang diperparah dengan meninggalnya Abu Ein membuat Israel khawatir dan meningkatkan pengamanan di situs suci umat Islam tersebut.Kematian Abu Ein berpotensi mengundang kemarahan warga Palestina terhadap Israel.
Saeb Erekat, negosiator utama dalam pembicaraan damai dengan Israel mengatakan bahwa Otoritas Palestina akan membekukan kerjasama keamanan dengan Israel setelah kematian Abu Ein. "Kita melihat Israel sebagai memiliki tanggung jawab penuh atas pembunuhan Ziad Abu Ein," ujarnya, dilansir AFP, Jumat (12/12).