Sabtu 13 Dec 2014 10:20 WIB

PBB Desak Israel tidak Berlebihan Saat Tangani Protes

Israeli policeman shoves and grabs Ziad Abu Ein (center), a minister without portfolio, by throat on Wednesday.
Foto: Reuters
Israeli policeman shoves and grabs Ziad Abu Ein (center), a minister without portfolio, by throat on Wednesday.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Tinggi PBB bagi Hak Asasi Manusia Zeid Ra'ad Al Hussein, Jumat (12/12), mendesak Pemerintah Israel agar melakukan tindakan mendesak guna menghentikan berlanjutnya korban jiwa dan cedera selama protes di Wilayah Pendudukan Palestina.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan reaksi pasukan keamanan Israel terhadap protes menjadi sorotan dengan kematian Menteri Palestina Ziad Abu Ein setelah tentara Israel bentrok dengan pemrotes pada 10 Desember.

Ziad Abu Ein meninggal setelah diserang oleh seorang prajurit Israel selama protes penanaman pohon zaitun terhadap pembangungan permukiman tidak sah Israel di Desa Turmus'aya di Tepi Barat Sungai Jordan.

Zeid menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga Ziad Abu Ein dan mengatakan peristiwa yang mendahului kematian Menteri Palestina itu mengganggu dan harus diselidiki secara seksama.

"Saya menyatakan bahwa pasukan pertahanan Israel telah mengatakan mereka telah melakukan penyelidikan mengenai kondisi seputar kematian Abu Ein. Saya menyambut baik itu, tapi ingin menyatakan bahwa penyelidikan ini dan semua penyelidikan lain yang melibatkan kemungkinan penggunaan kekuatan secara berlebihan mesti dilakukan secara menyeluruh, efektif, independen dan tak memihak," kata Zeid di dalam satu pernyataan.

Masih pada 10 Desember, di Kamp Pengungsi Jalazone di Tepi Barat, pasukan keamanan Israel dilaporkan menembak hingga tewas seorang anak lelaki Palestina yang berusia 14 tahun. Anak lelaki tersebut ditembak di kepala dengan menggunakan amunisi aktif, sehingga ia menderita luka serius, selama protes yang dipicu oleh kematian Ziad Abu Ein.

"Cederanya anak ini juga harus diselidiki secara tepat," kata Zeid di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Sabtu (13/12) pagi. Ia juga menyatakan laporan mengenai penggunaan kekuatan secara berlebihan oleh pasukan keamanan Israel, yang telah mengakibatkan kematian, termasuk anak-anak, di Wilayah Pendudukan Palestina, telah meningkat secara tajam.

Menurut kantor Zeid, selama tahun ini saja, telah ada sedikitnya 50 korban jiwa di pihak Palestina dalam berbagai peristiwa yang melibatkan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah korban jiwa pada 2013, sebanyak 27, dalam kondisi serupa.

"Arus peristiwa yang terus merenggut korban jiwa ini mempertegas perlunya bagi tindakan efektif yang bertanggung-jawab," kata Komisaris Tinggi itu.

"Protes damai adalah hak asasi manusia, dan pasukan keamanan harus melakukan penahanan diri yang layak ketika menangani protes sejalan dengan standar internasional," tambah Zeid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement