REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Milisi di kota Derna, Libya timur, mengatakan membentuk koalisi baru menyelang serangan oleh pasukan pemerintah.
"Semua orang melihat yang terjadi di Benghazi: bencana; lembaga hancur; rumah dirobohkan; masjid dan universitas dibakar oleh tangan penjahat pendukung Haftar," kata Dewan Shura Mujahiddin, yang baru dibentuk.
Pasukan setia kepada mantan jenderal Khalifa Haftar dan Abdullah al-Thani,perdana menteri Libya yang diakui internasional, berperang untuk menguasai penuh kota Tripoli dan kota bagian timur Benghazi dari milisi Islam.
Kelompok IS/ISIS (Negara Islam) yang merebut daerah-daerah luas Irak dan Suriah diperkirakan telah memperoleh tempat berpijak di Derna di tengah-tengah kekacauan yang melanda Libya sejak pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan orang kuat Moamer Gaddafi.
Dalam pernyataannya dikeluarkan Jumat malam, Dewan Shura Mujahiddin itu menyerukan kepada semua warga Derna untuk bergabung dengan koalisi baru itu.
Dewan itu juga meminta para petempur Islam di Banghazi, dengan mengatakan, "Kami bersama anda dalam perang melawan penjahat Haftar dan tentaranya".
Menjelang pengumuman itu, kelompok Islam itu melancarkan satu parade militer di Derna, dengan tank dan pasukan tempur yang membawa bendera-bendera hitam.
Sejak pemberontakan tahun 2011, Libya dilanda krisis yang lebih dalam, ada dua pemerintah yang berseteru, ada dua parlemen dan milisi-milisi yang berpengaruh, kendatipun usaha-usaha PBB untuk menengahi perudingan guna menghentikan kerusuhan itu.
Negara Barat telah semakin khawatir bahwa konflik politik itu dapat membantu menyuburkan kelompok garis keras Islam.
Seorang jenderal penting Amerika Serikat pekan lalu mengatakan kelompok IS telah membangun kamp-kamp pelatihan di Libya timur dan militer AS memantau dengan cermat situasi itu.
Pengamat mengatakan sejumlah anggota faksi di Derna berjanji setia kepada kelompok IS, tetapi tetap tidak jelas berapa besar dukungan yang mereka peroleh.