REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON CROWN – Seorang simpatisan Nazi, Ian Forman (42), merencanakan peledakan dua masjid di Merseyside, Liverpool, dengan bom berisi paku. Untung saja aksi itu baru sebatas rencana.
Teman sekolahnya langsung melaporkan ke polisi setempat. Laporan tersebut berkaitan dengan ulah Forman yang mencurigakan, karena membuat sebuah eksperimen kimia yang berbahaya melalui internet. Eksperimen itu dilakukannya di sebuah pabrik daur ulang kaca, tempat dia bekerja sebagai penerima tamu. Forman langsung ditahan.
Forman berstatus sudah menikah, namun hidup terpisah dari istrinya. Dia kerap mengeluarkan pandangan-pandangan rasis yang membuat kesal sang istri. Hal ini juga dilakukannya kepada teman-teman kampus.
Berdasarkan laporan dari worldbulletin.net, polisi setempat mencari rumahnya di Birkenhead. Ketika digeledah, ditemukan bahan peledak seperti potassium nitrate, sulphur, dan lainnya. Forman memvideokan dirinya memainkan komputer sambil memakai seragam pasukan SS Nazi. Dia menolak disangkakan dengan aktivitas teroris sebagaimana peraturan perundang-undangan disana yang dibuat pada 2006.
Dia menyatakan aksinya membuat peledak dilakukan sebagai kegemaran biasa. Pengadilan setempat mendengarkan keterangan Forman tentang membuat film tentang dirinya sendiri berkaitan dengan eksperimen peledakan. Hakim Paul Dodgson menyatakan, “Kamu telah memberikan gambaran ekstrim kanan bertahun-tahun.”
Hakim itu melanjutkan, berbagai pesan dapat ditangkap dari pria ini sebagai pengagum Hitler. “Kekaguman ini membuat dirinya memakai seragam SS di kamar tidurnya.” Majlis hakim memutuskan memenjarakan pria ini selama 10 tahun.