Senin 15 Dec 2014 14:57 WIB

Dua Sandera Lainnya Keluar dari di Kafe Sydney

Korban penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Australia
Foto: reuters
Korban penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Australia

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Dua sandera lainnya telah berlari keluar dari penyanderaan di sebuah kafe di Martin Place, Sydney, Australia, berdasarkan keterangan dari seorang saksi mata yang berada di lokasi, Senin (15/12).

Kedua wanita yang menjadi sandera itu mengenakan celemek yang menunjukkan bahwa mereka adalah staf di kafe Lindt, tempat di mana orang bersenjata telah menyandera beberapa orang selama beberapa jam.

Namun, jumlah pasti sandera yang berada di kafe tersebut masih belum diketahui.

Sejauh ini sudah ada lima sandera yang berhasil keluar dari kafe lokasi penyanderaan itu, awalnya tiga orang sandera lalu disusul dua orang sandera lainnya.

Rekaman televisi sebelumnya menunjukkan tiga pria berlari keluar dari kafe.

Akan tetapi, masih belum jelas apakah para sandera yang keluar itu telah dibebaskan oleh si penyandera atau mereka berhasil melarikan diri.

Polisi Australia telah berbicara dengan tiga pria yang sebelumnya menjadi sandera untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi di dalam kafe. Namun, polisi menolak untuk menyebutkan berapa banyak sandera yang masih berada di dalam kafe itu.

Deputi Komisaris Kepolisian New South Wales, Catherine Burn, menolak untuk mengatakan berapa banyak sandera yang masih ditahan di kafe itu, namun ia menyebutkan "tidak sampai 30 (orang)".

Burn mengatakan kepada wartawan tidak ada indikasi bahwa salah satu sandera yang masih tertahan di dalam kafe telah mengalami penganiayaan.

Pihak kepolisian New South Wales telah mengepung kafe yang terletak di kawasan pusat bisnis Sydney tersebut dan mengevakuasi penghuni sejumlah bangunan di sekitarnya, namun kegiatan bisnis masih dapat berlangsung.

Aksi penyanderaan oleh orang pria bersenjata di Cafe Lindt di kawasan Martin Place, Sydney, Australia berlangsung sejak pukul 09.00 waktu setempat.

Menurut seorang juru bicara Cafe Lindt Australia, Styeve Loane, setidaknya ada sekitar 10 staf yang bekerja di kafe tersebut dan mungkin sebanyak 30 pelanggan yang diduga ikut tersandera.

Dalam aksinya, penyandera tersebut memaksa para sandera untuk menempelkan diri mereka ke setiap jendela yang ada di bangunan kafe tersebut sebagai tameng manusia.

Di salah satu jendela juga terlihat seorang sandera membentangkan bendera hitam dengan tulisan Arab yang memicu spekulasi bahwa penyandera berkaitan dengan kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS), namun dugaan ini masih belum terbukti.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan motif penyanderaan tersebut masih belum jelas apakah bermotif politik atau tidak.

"Kami belum tahu apakah ini bermotif politik, meskipun ada beberapa indikasi bahwa ada kemungkinan kesana," kata Abbott kepada wartawan di Canberra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement