REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong menangkap beberapa orang ketika membersihkan situs protes terakhir yang digunakan pengunjuk rasa pro demokrasi, Senin (15/12). Situs terakhir tersebut terletak di distrik Causeway Bay.
Para aktifis menggunakan tempat perbelanjaan tersebut selama lebih dari dua bulan. Situs protes terbesar di area Admiralty telah dibersihkan polisi minggu lalu.
Setelah pembersihan, pemimpin Hong Kong, CY Leung mendeklarasikan pengakhiran aktifitas okupasi ilegal pengunjuk rasa.
"Seiring pembersihan Causeway Bay, maka episod dua bulan okupasi ilegal telah berakhir," kata dia pada reporter, dikutip BBC.
Sebelumnya, para pengunjuk rasa telah diberi peringatan untuk angkat kaki dari Causeway Bay. Sekelompok kecil pengunjuk rasa menolak pergi sehingga polisi menangkap mereka. Pengunjuk rasa berkata ini bukan akhir gerakan.
"Hal ini memang terasa sia-sia dan membuat depresi, tapi pada saat yang sama ini hanyalah awal, ini bukan akhir, kita belum dapat yang kita inginkan," kata salah satu pengunjuk rasa Otto Ng (18 tahun).
Pemimpin kelompok pengunjuk rasa Occupy Central, Benny Tai mengatakan protes tidak akan berakhir dan akan terus berlanjut selama pemerintah Cina tidak merespon permintaan aktifis. Menurutnya, seiring pembersihan situs, generasi baru demokrasi telah lahir di Hong Kong.
"Gerakan ini menginspirasi orang lain," kata dia. Menurutnya, proses demokratisasi tidak akan berakhir dengan berakhirnya gerakan Occupy Central, namun akan berlanjur dengan energi baru.