Selasa 16 Dec 2014 11:26 WIB

AS Bingung Pilih Israel atau Perdamaian Timur Tengah

Rep: c84/ Red: Agung Sasongko
Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends a Likud party meeting at parliament in Jerusalem December 8, 2014.
Foto: Reuters/Baz Ratner
Israel's Prime Minister Benjamin Netanyahu attends a Likud party meeting at parliament in Jerusalem December 8, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Duta Besar Yordania untuk PBB Dina Kawar mengatakan, belum ada rencana mendorong pemungutan suara pada resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Kawar menambahkan bahwa pihaknya sedang menunggu hasil pertemuan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintah Eropa pada langkah berikutnya di PBB.

Sebelumnya, sempat beredar kabar yang menyebutkan bahwa Liga Arab yang diwakili Yordania di PBB menetapkan batas waktu pada November 2016 untuk penarikan penuh Israel dari wilayah Palestina. "Saat ini, saya tidak punya berita," ujarnya, seperti dilansir AFP, Selasa (16/12).

"John Kerry akan bertemu dengan sejumlah menteri di Eropa, jadi kami sedang menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi," sambungnya. Pejabat Palestina Wassel Abu Yussef kepada AFP, Ahad (14/12) mendesak digelarnya pemungutan suara atas penarikan penuh Israel di tanah airnya.

Sementara itu, Perwakilan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan, ia berharap versi final rancangan resolusi yang secara resmi disampaikan kepada dewan, tapi ia melanjutkan bahwa pemungutan suara terkait hal tersebut belum jelas kapan akan dilakukan. Perancis juga telah melakukan pembicaraan dengan Inggris dan Jerman pada resolusi yang akan menetapkan batas waktu dua tahun untuk mengakhiri permasalahan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (15/12) kemarin menolak resolusi tersebut dan mengatakan bahwa banyak pihak yang coba mendikte negaranya.

Desakan resolusi ini diyakini membuat bingung Amerika Serikat (AS) yang disatu sisi ingin menciptakan perdamaian di Timur Tengah dengan mengabulkan desakan tersebut, namun disisi lain tak ingin menyakiti Israel yang merupakan sekutu dekatnya. AS sendiri mengandalkan dukungan dari negara-negara Arab dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement