REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Pejabat senior Hamas Moussa Abu Marzouq mengatakan masih terlalu dini untuk berbicara tentang kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.
Hamas baru akan mempertimbangkan hal tersebut jika Israel benar-benar mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata.
Abu Marzouq kepada Ma'an TV dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Senin (15/12) kemarin bahwa rekonsiliasi dengan Fatah tergantung pada keputusan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Ia juga mengatakan bahwa keputusan politik Pemerintahan Bersatu sangat diperlukan untuk mengatur tanggal dan mekanisme pemilu Palestina.
Abu Marzouq menambahkan bahwa Hamas masih tetap kuat di Tepi Barat dan hal tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Palestina.
Dia juga mengatakan Hamas mencoba untuk menghapus namanya dari daftar organisasi teroris AS serta mendukung upaya untuk mencapai pengakuan kenegaraan di PBB.