Rabu 17 Dec 2014 00:17 WIB

Tiga Kali Muslim Australia Tawarkan Diri Bantu Negosiasi Penyanderaan

 Sejumlah polisi bersenjata lengkap mengamankan seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Senin (15/12). (AP/Rob Griffith)
Sejumlah polisi bersenjata lengkap mengamankan seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Senin (15/12). (AP/Rob Griffith)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Muslim Australia sempat memberikan tawaran bantuan guna bernegosiasi dengan pelaku penyanderaan kafe Lindt, Sydney, Senin kemarin. "Kami ingin membantu dengan cara apapun yang kita bisa. Kami melihat itu merupakan tugas kami," kata Juru Bicara Mufti Besar Australia, Ibrahim Abu Mohammed, seperti dilansir Sydney Morning, Rabu (17/6).

Tawaran itu juga datang dari mantan tahanan Guantanamo, Mamdoud Habib. Mamdoud mengaku mengenal pelaku, Man Haron Monis. Karena itu, ia menawarkan diri membantu negosiasi dengan pelaku. "Dia sakit," kata Habib.

"Saya kenal dia. Saya bisa mencoba berbicara dan menenangkannya."

Tak hanya itu, komunitas Muslim juga menawarkan diri sebagai penerjemah polisi. "Kami merasa bisa berbicara dengannya karena kesamaan agama dan budaya. Kami ingin memberikan bantuan guna menciptakan keamanan dan kedamaian negara ini," kata warga Muslim Sydney, Rebbeca Kay.

Serbuan pasukan polisi bersenjata lengkap, mengakhiri drama penyanderaan yang terjadi di sebuah kafe di pusat kota Sydney, Australia, Senin (15/12). Seorang pria yang diduga pelaku penyanderaan, diidentifikasi sebagai imigran asal Iran bernama Man Haron Monis akhirnya tewas dalam serbuan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement