Rabu 17 Dec 2014 10:43 WIB

Prancis Ingin Timur Tengah Segera Damai

Bendera Prancis
Foto: blogspot.com
Bendera Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Selasa (16/12) menyeru semua mitra Barat dan sekutu Arabnya untuk melakukan tindakan nyata dan secepatnya dalam upaya menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian di Timur Tengah.

Fabius juga menyerukan dicapainya kesepakatan akhir bagi proses perdamaian yang buntu antara Palestina dan Israel.

"Prancis yakin bahwa sudah tiba waktunya untuk melakukan tindakan nyata bagi perdamaian," kata diplomat senior Prancis itu setelah pertemuan pada Selasa pagi dengan timpalannya dari Palestina Riyad Al-Maliki, pemimpin Liga Arab Nabil Al-Arabi dan mantan perdana menteri Israel Shimon Peres.

"Sebagian besar pertemuan ini menangani situasi tegang di Timur Tengah dan mendesaknya untuk melanjutkan dan mengakhiri perundingan melali dicapainya kesepakatan akhir bagi konflik Palestina-Israel," ia menambahkan.

Fabius juga mengingatkan mengenai perlunya bagi resolusi dukungan PBB untuk menetapkan kerangka waktu dua-tahun untuk mencapai penyelesaian melalui perundingan bagi proses perdamaian yang buntu tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Pada 2 Desember, Parlemen Prancis melakukan pemungutan suara untuk mengakui Negara Palestina, satu tindakan simbolis dan tekanan diplomatik bagi dihidupkannya kembali proses perdamaian.

Teks itu, yang diajukan oleh anggota parlemen dari kubu Sosialis, mengatakan, "Penyelesaian dua-negara, yang terus didorong oleh Prancis dan Uni Eropa, berisi pengakuan atas Negara Palestina --yang berdampingan dengan negara Israel." Ditambahkannya, menganggap Palestina sebagai satu negara akan membantu "mencapai penyelesaian akhir bagi konflik tersebut".

Para pejabat di Paris mengatakan mosi pemungutan suara itu takkan mengubah sikap diplomatik Paris tapi itu bertujuan memberi rekanan lebih besar atas kedua kubu agar menjembatani perbedaan pendapat dan kebuntuan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement