REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sebuah bom pinggir jalan Kamis menewaskan tiga tentara paramiliter di barat laut negara itu yang bergolak, kata para pejabat.
"Tiga prajurit paramiliter tewas ketika mereka berjalan melewati bom rakitan (IED) yang ditanam di pinggir jalan di daerah Damadola, Kabupaten suku Bajour sekitar 125 km sebelah barat laut Peshawar)," kata pejabat lokal Suhail Khan kepada AFP.
Dia mengatakan, pasukan kembali ke perkemahan mereka setelah berpatroli rutin saat mereka tersandung perangkat tersebut.
Abdul Haseeb Khan, pejabat senior lain, mengkonfirmasi insiden itu.
Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi Taliban Pakistan, dan faksi-faksi sempalan, telah secara teratur menargetkan pasukan keamanan di barat laut.
Beberapa jam kemudian, pasukan keamanan menewaskan 10 gerilyawan di distrik suku.
"Dalam aksi lapangan oleh pasukan keamanan di Malak Shaga Nullah dekat Warwandu Mella dan Hossai Nullah, 10 teroris tewas, dua luka berat sementara enam sampai delapan berhasil melarikan diri," kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP.
Dia mengatakan, dua petugas keamanan terluka dan yang lainnya mengejar gerilyawan yang melarikan diri.
Pada Selasa, tim bersenjata Taliban menyerbu Sekolah Umum Tentara di Peshawar, membantai 148 orang, termasuk 132 anak-anak, dalam serangan teror negara yang paling mematikan.
Taliban Pakistan mengatakan serangan itu adalah pembalasan atas pembunuhan terhadap para pejuang dan keluarga mereka dalam satu operasi militer yang sedang berlangsung terhadap tempat persembunyian di daerah suku Waziristan Utara, dan memperingatkan lebih banyak serangan akan dilakukan.
Pakistan telah memerangi kelompok-kelompok Islam di sabuk suku semi-otonomi sejak tahun 2004, setelah tentaranya memasuki kawasan itu untuk mencari para pejuang Al-Qaida yang melarikan diri melintasi perbatasan pasca-invasi pimpinan AS di Afghanistan.