REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Moazzam Malik menilai Indonesia cukup berhasil mengatasi persoalan ekstremisme. Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait munculnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dia berpendapat semua negara punya masalah ekstremisme yang sama. Pengalaman tiap negara berbeda-beda karena situasi yang dihadapi juga berbeda.
"Selama 10 tahun terakhir pemerintah Indonesia cukup berhasil mengatasi ekstremisme. Pemerintah Indonesia sudah coba memperbaiki alat keamanan dan mendiskusikannya dari segi budaya, politik dan agama," kata Malik, Jumat (19/12).
Dia mengatakan ada banyak hal yang bisa dipelajari dari Indonesia. Untuk mengatasinya tidak mudah, tetapi dibutuhkan pengkajian situasi dan permasalahan di semua bidang. Malik juga menyoroti pembantaian yang terjadi di sebuah sekolah di Pakistan yang menewaskan sedikitnya 132 anak-anak.
"Menurut pemahaman Islam saya, tidak boleh ada manusia yang mencabut nyawa orang lain," ujar dia.
Malik mengatakan ada sekitar lima persen Muslim di Inggris. Muslim merupakan minoritas, tapi cukup besar. Dia menambahkan di Inggris terdapat masjid, umat Islam bisa menunaikan shalat tanpa masalah, bisa berpuasa dan merayakan Lebaran tanpa masalah.
"Namun, seperti juga di Indonesia, Suriah dan Pakistan, ada tantangan ekstremisme yang menggunakan nama Islam. Ada tekanan bagi umat Islam. Ini tanggung jawab kita untuk melawan ekstremisme," kata pemilik gelar master dari Universitas Oxford ini.