REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon Sabtu mendesak negara-negara yang terkena virus Ebola untuk menghindari diskriminasi terhadap pekerja kesehatan yang berjuang untuk mengakhir penyakit tersebut.
Ban berbicara di Guinea pada hari kedua lawatannya yang bertujuan menyampaikan terima kasih kepada para petugas kesehatan dari negara di jantung epidemic itu.
Menurut angka terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 7373 orang telah meninggal karena Ebola di tiga negara terkena dampak terburuk Liberia, Sierra Leone dan Guinea.
Lawatan Ban dimulai di Liberia dan Sierra Leone pada Jumat dan akan berakhir Sabtu di Ghana, situs dari Misi respon Ebola PBB (UNMEER), setelah kunjungan ke Mali.
"Seharusnya tidak ada diskriminasi bagi mereka yang telah bekerja atau membantu mengatasi Ebola. Orang-orang yang memberikan semuanya atas kemauan sendiri," kata Ban kepada para pejabat PBB di Conakry.
Komentarnya mengikuti pertemuan pada Jumat di mana Rebecca Johnson, seorang perawat Sierra Leone yang terkena virus, menceritakan bagaimana dia jatuh sakit parah, pulih dan sekarang kembali mengobati para pasien Ebola.
Ban mengatakan ia tergerak oleh kisah Johnson bahwa dia masih menghadapi stigma sebagai orang yang sembuh dari penyakit tersebut.
UNMEER adalah misi jangka pendek dan Ban mengatakan ia berharap bahwa pekerjaan akan dilakukan dalam satu tahun sejak pembentukannya September lalu.
UNMEER menetapkan awal 1 Desember sebagai target mendapatkan 70 persen pasien Ebola dalam pengobatan dan 70 persen telah dengan aman dikubur.
"Tujuan saya bukan untuk menjaga UNMEER lebih dari satu tahun. Jika itu tidak terjadi, orang akan menganggapnya sebagai sebuah kegagalan," kata Ban.
Jumlah kasus baru tumbuh melambat di Guinea dan Liberia tetapi Sierra Leone meluncurkan kampanye di sekitar ibu kota pekan ini untuk membawa peningkatan pesat dalam transmisi ada di bawah kendali.