REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mengancam akan memubalas dendam ke Gedung Putih dan target-target AS lainnya jika Washington mengeluarkan sanksi-sanksi terhadap negara itu atas tuduhan melakukan serangan peretasan.
Lembaga militer tertinggi negara itu, Komisi Pertahanan Nasional (NDC), lagi-lagi membantah terlibat dalam peretasan yang dialami Sony Pictures. Kasus peretasan itu memaksa pimpinan Sony Pictures menunda peluncuran film, yang dianggap Pyongyang menghina pemimpin Korut.
Presiden Barack Obama mengatakan dipastikan Korut adalah pihak yang melakukan peretasan. "Kami akan menanggapinya secara proporsional dan akan menanggapi pada tempat, waktu, dan cara yang kami tentukan," katanya.
NDC Korut, dalam pernyataannya yang dimuat oleh kantor berita resmi, Ahad (21/12), mengatakan tentara dan rakyat Korut sangat siap untuk menghadapi AS di semua wilayah perang, termasuk perang dunia maya untuk meledakkan benteng-benteng itu.
"Tindakan pencegahan paling keras akan kami lakukan terhadap Gedung Putih, Pentagon dan seluruh wilayah AS, tempat-tempat kotor terorisme, yang sejauh ini melebihi 'tindakan pencegahan simetris' yang dinyatakan Obama," kata pernyataan itu.
Korut, yang di masa lalu telah mengeluarkan pernyataan-pernyataan bernada mengancam Amerika Serikat, menuding pemerintahan Obama memiliki keterlibatan dalam pembuatan film "The Interview", yaitu film tentang rencana fiktif CIA untuk membunuh pemimpin Korut, Kim Jong-Un.