REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Sebanyak 200 warga Palestina meinggalkan Gaza dan memasuki Mesir Ahad (21/12). Dilansir dari Ma'annews, Mmereka memasuki Mesir melalui pintu Rafah yang akan dibuka selama dua hari. Pemerntah mesir membuka pintu Rafah kedua kalinya dalam satu bulan ini.
Menurut Direktur Perbatasan Gaza Maher Abu Sabha mereka yang diizinkan menyebrangi pintu Rafah adalah yang mencari pengobatan. Selain itu mereka yang ingin mengungsi dan menetap di sekitar Mesir pun dibolehkan.
Wilayah Selatan Rafah merupakan satu-satunya gerbag yang tidak dikontrol Israel. "Ahad siang, tiga bus membawa sekitar 200 orang meninggalkan Gaza menuju terminal Rafah untuk masukMesir," ujar Abu Sabha.
Senin (22/12) warga Palestina yang berniat menuntut ilmu diperbolehkan masuk Mesir.
Sebelumnya Mesir menutup pintu Rafah sejak (25/10). Penutupan Rafah ini dikarenakan 30 tentaranya terbunuh di sebelah utara Sinai. Penutupan ini tentu mempengaruhi hidup warga Palestina secara langsung di Gaza.
Ribuan warga Gaza mengalami keterbatasan untuk mengakses perawatan dan pengobatan serta pendidikan tinggi di Mesir. Sebanyak 3.500 warga Palestina pun terpaksa tidak dapat kembali ke rumah mereka.
PBB menghitung Rafah ditutup selama 22 hari. Rata-rata setiap bulan 6.200 orang menyebrangi perbatasan ini.