Kamis 25 Dec 2014 14:20 WIB

Sebuah Dokumen Ungkap Daftar Target Teror Potensial di Sydney

Red:
Terorisme
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Dokumen yang disita dalam sebuah penyelidikan oleh Kepolisian Federal Australia (AFP) menyebutkan entitas Pemerintah Federal dan Negara Bagian di Sydney masuk dalam daftar target teror potensial. Dokumen itu disita dalam operasi yang berhasil menangkap dua orang.

Kepolisian Federal Australia mengatakan anggota tim Kontra Teroris berhasil menangkap dua orang pria pada Selasa malam bersama dengan kepolisian NSW yang merupakan bagian dari Operasi Appleby.

Pria pertama bernama Sulayman Khalid, 20, dari Taman Regent dituduh atas kepemilikan dokumen yang dirancang untuk memfasilitasi serangan teroris, sementara pria lainnya berusia 21 tahun dari Marsfield dituduh melakukan pelanggaran perintah pengawasan.
 
Kepolisian federal mengklaim dokumen yang mereka sita dari kediaman Khalid pekan lalu itu merinci sasaran aksi teror terhadap pemerintah Australia.
 
Deputi Komisioner Keamanan Nasional  AFP, Michael Phelan mengatakan polisi menduga dokumen yang disita dari Khalid berisi sejumlah nama tempat yang menjadi target potensial dari serangan teroris di Sydney.
 
"Dokumen itu sedikit menyinggung soal pemerintah sebagat target potensial aksi mereka dan sebagainya, namun tidak ada ancaman sama sekali terhadap Perdana Menteri namun sejumlah target potensial yang tertulis dalam dokumen itu menyebutkan sejumlah entitas dari pemerintah federal dan negara bagian,"
 
Namun Phelan mengatakan sejauh ini belum ada bukti kalau serangan teror tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.
 
"Tidak ada indikasi terhadap target yang spesifik atau kerangka waktu terkait dengan kegiatan rencana serangan teror tersebut sama sekali," katanya.
 
"Kami hanya hendak memastikan masyarakat kalau segera setelah informasi atau kegiatan perencanaan itu dilakukan kita akan langsung mengambil tindakan," ujarnya baru-baru ini.

 
Phelan juga memastikan penyelidikan ini belum akan berakhir.
 
Sulayman Khalid, yang juga dikenal dengan nama Abu Bakr, sempat menarik perhatian media ketika muncul dalam program insight di TV  SBS  awal tahun ini ketika membahas topik banyaknya warga Australia yang pergi berperang ke Irak dan Suriah. Jika dinyatakan bersalah Khalid akan terkena hukuman maksimum yakni mendekam di penjara selama 15 tahun.
 
Pengamanan di luar gedung pengadilan di Parramatta ditingkatkan selama berlangsungnya persidangan kedua pria tersebut. Baik Khalid maupun satu pria lain yang tidak bisa disebutkan namanya karena alasan hukum tidak mengajukan permohonan jaminan.
 
Untuk mengantisipasi ancaman teroris ini, pemerintah Australia meningkatkan pengamanan pada masa libur Natal. Jumlah aparat kepolisian di tempat-tempat publik ditambah. Bahkan menjelang malam pergantian tahun jumlah personil keamanan yang diterjunkan akan ditambah lagi untuk memastikan keamanan warga.
 
Operasi Appleby adalah operasi gabungan yang melibatkan Kepolisian NSW, AFP dan ASIO.  Penyelidikan difokuskan pada dugaan perencanaan serangan teroris di Australia dan membantu warga Australia melakukan perjalanan ke Suriah untuk ikut berperang.
 
Pada bulan September lalu, 15 orang ditahan ketika 800 orang petugas melakukan razia anti-terorisme di pinggiran kota di barat Sydney. Penggerebekan sejumlah rumah juga berlangsung di Brisbane dengan melibatkan lebih dari 70 petugas polisi.
 
Ketika itu polisi mengatakan penggerebekan di Sydney berhasil menggagalkan rencana untuk "melakukan tindakan kekerasan" di Australia, termasuk rencana untuk memenggal kepala anggota masyarakat.

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement