Rabu 24 Dec 2014 21:37 WIB

Situs Bersejarah yang Hancur Akibat Perang Suriah

Rep: c14/ Red: Erdy Nasrul
Militer Kamboja di situs kuno
Foto: BBC
Militer Kamboja di situs kuno

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Perang saudara yang terjadi di Suriah sejak Agustus 2014, telah mengorbankan nyawa lebih dari 200 ribu orang. Selain itu, peperangan ini mengakibatkan jutaan orang menjadi pengungsi. Tidak hanya terkait manusia, Perang Suriah juga merugikan warisan sejarah dunia.

Suriah merupakan negara yang kaya akan peninggalan bersejarah. Sebab, negara ini memang masuk ke dalam kawasan “bulan sabit subur”, yang memiliki kisah peradaban dunia. Mulai dari periode Mesopotamia hingga masa-masa keemasan Islam. Namun, kini hampir 300 situs bersejarah di Suriah bergelimang puing atau bahkan hancur sama sekali.

Seperti dilansir Aljazeera, baru-baru ini PBB merilis sejumlah foto satelit yang menunjukkan dampak peperangan bagi situs-situs bersejarah warisan peradaban dunia. Pada Selasa (23/12), PBB melansir data, yakni 290 situs bersejarah terimbas konflik bersenjata. Rinciannya, sebanyak 24 situs di antaranya hancur sama sekali. Lalu, 104 situs bersejarah mengalami kerusakan parah, 85 situs mengalami kerusakan ringan, dan 77 situs sisanya dinilai perlu perbaikan segera.

Dari semua situs bersejarah yang terkena dampak Perang Suriah, kebanyakan merupakan peninggalan zaman prasejarah. Selain itu, ada pula kompleks jejak peninggalan perdagangan Jalur Sutra. Bahkan, ada yang merupakan masjid-masjid terkenal berusia ratusan tahun. Demikian pula, situs peninggalan masa Perang Salib. Selebihnya, ada jutaan benda-benda bernilai sejarah tinggi yang tak berbentuk lagi kini.

Laporan PBB ini dikerjakan oleh sebuah institut PBB yang bermarkas di Geneva, Swiss, UNOSAT. Institut kajian ini meneliti 18 area di Suriah. Sebanyak enam di antaranya merupakan kawasan warisan dunia yang tercatat UNESCO. Yakni antara lain, Kawasan Kota Tua Aleppo, Bosra, Damaskus, Kastil Crac des Chevaliers, dan area oasis Palmyra, yang sudah ada sejak zaman Romawi Kuno.

Allepo, misalnya, merupakan kawasan yang sejak tujuh ribu tahun yang lalu dikenal luas sebagai kawasan perdagangan dunia. Para pedagang lintas benua selalu bertemu dan berkumpul di sini. Disinyalir, para pedagang Arab di zaman Rasulullah SAW pun kerap mengnjungi pusat niaga ini. Namun, sejak Agustus 2014, kawasan Allepo luluh lantak oleh peperangan antara kubu pendukung dan pemberontak Presiden Bashar al-Assad.

Yang menyedihkan, kondisi Masjid Umayyah di Allepo. Masjid yang telah berdiri sejak abad ke-12 Masehi ini benar-benar porak poranda kini akibat peperangan. Menara masjid telah terpenggal dan menyisakan puing berserakan. Di dalam kawasan masjid bahkan menganga lebar kawah akibat serangan bom oleh kelompok militan. “Kita kehilangan warisan besar peradaban dunia, yang berumur ratusan atau bahkan ribuan tahun, akibat peperangan ini,” kata Direktur UNOSAT Einar Bjorgo, seperti dilansir kantor berita //AFP//, Selasa (23/12).

Selain Masjid Ummayyah dan kawasan Allepo, laporan PBB juga melansir kerusakan parah pada situs bersejarah di Palmyra. Sejak dulu, kawasan Palmyra terkenal sebagai koloni Imperium Romawi. Demikian pula, kawasan Masjid Uwais al-Qami dan makam sahabat Nabi SAW, Ammar bin Yasir di kota Raqqa, Suriah. Kedua tempat bersejarah ini hancur oleh peperangan.

Cheikhmous Ali dari Asosiasi Perlindungan Situs Arkeologi Suriah (APSA) juga menyatakan, provinsi Hasakeh di Suriah tak luput dari perusakan situs bersejarah. Bahkan, di tengah peperangan, diketahui sekitar 14 ribu pencurian benda bersejarah terjadi di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement