REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Yordania pada Rabu (24/12) menyatakan negara itu akan melanjutkan perangnya melawan teror dan kelompok pelaku teror untuk mempertahankan agama Islam.
Di dalam satu wawancara dengan media resmi Televisi Yordania, Menteri Negara urusan Media Mohammad Momani mengatakan pemerintah menyampaikan solidaritas kepada kelurga dan suku pilot yang ditangkap oleh anggota Negara Islam (IS) pada Rabu di Suriah. "Ketika kami memasuki koalisi pimpinan AS melawan Negara Islam, kami tahu akan ada tebusah seperti yang penyanderaan atau bahkan gugur. Kami akan melanjutkan perang kami melawan teror dan untuk mempertahankan tanah air," kata Momani.
Pada Rabu pagi, Angkatan Bersenjata Yordania menyatakan anggota IS menembak jatuh satu pesawat Jordania dan menangkap pilotnya di Suriah.
Pilot tersebut adalah bagian dari kelompok jet tempur Yordania yang melancarkan misi militer terhadap organisasi fanatik IS.
"Jordania menjadikan Negara Islam bertanggung-jawab bagi keselamatan pilot itu dan menjagai keselamatannya," kata militer Yordania.
Keluarga pilot yang ditangkap tersebut, Mouath Kasasbeh, menyeru pemerintah agar melakukan tindakan bagi pembebasan Kasasbeh.
Sebelumnya, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia melaporkan anggota IS telah menembak jatuh satu jet tempur yang diduga IS milik koalisi internasional anti-teror di dekat Provinsi Ar-Raqqa, Suriah. Nasib pilot tersebut masih belum diketahui.
Stasiun televisi pan-Arab, Al-Mayadeen, dengan mengutip laporan IS mengatakan anggota kelompok gerilyawan itu menembak jatuh pesawat tersebut di wilayah Ar-Raqqa dan menangkap pilotnya, yang berkebangsaan Jordania.
Koalisi anti-teror pimpinan AS telah menyerang posisi IS di Suriah sejak September. Beberapa negara Arab --Yordania, Arab Saudi dan Uni Ermirat Arab-- ikut dalam misi tersebut.