REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satu komite kota praja Jerusalem pada Rabu (24/12) menyetujui pembangunan hampir 400 rumah baru di Permukiman Yahudi di tanah yang dicaplok Israel selama Perang Timur Tengah 1967.
Komite Perencanaan dan Pembangunan Jerusalem pada Rabu menyetujui secara keseluruhan pembangunan 380 rumah --307 di antaranya akan berada di timur-laut Permukiman Ramot, dan 73 rumah akan dibangun di Permukiman Har Homa, kata juru bicara kota praja itu kepada Xinhua.
"Berbagai upaya selalu dilancarkan untuk membuktikan, secara paksa, bahwa Jerusalem itu bersatu dan untuk menciptakan fakta di lapangan. Namun sementara itu kami melihat bahwa setiap kemungkinan bagi kesepakatan dan hidup berdampingan makin jauh dan jauh," kata anggota Dewan Kota Praja Jerusalem Pepe Alalu (Meretz) kepada surat kabar lokal, Ha'aretz, setelah pengesahan tersebut.
Israel selama beberapa bulan belakangan menyetujui pembangunan ribuan rumah baru di Permukiman Yahudi yang berada di tanah yang dicaplok oleh Israel pada 1967.
Satu rencana yang disetujui pada Oktober untuk membangun 2.600 rumah di Permukiman Givat Hamtos dikecam keras oleh Pemerintah Amerika Serikat, "sehingga membuat kedua sekutu dekat itu jadi makin jauh".
Ada sebanyak 300.000 orang Palestina yang tinggal di Permukiman Arab di Jerusalem Timur, yang dikelilingi oleh perluasan yang terus berlangsung pada Permukiman yahudi di dekatnya --tindakan yang dikecam oleh masyarakat internasional.
Sementara itu, para pejabat Israel berkeras bahwa Israel memiliki hak untuk membangun rumah di Jerusalem --yang disebutnya "ibu kota abadi" negara Yahudi.