REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Tentara Israel menyerang sejumlah sasaran di Jalur Gaza, Rabu (24/12). Serangan tersebut menewaskan seorang milisi Hamas.
Militer Israel mengatakan serangan balasan itu dilancarkan karena tentaranya diserang penembak jitu Palestina ketika berpatroli di perbatasan. Serangan tersebut merupakan bentrokan mematikan pertama antara kedua pihak sejak perang 50 hari berakhir.
Itu juga terjadi beberapa hari setelah Israel melakukan serangan udara pascaperang di Gaza sebagai respons atas serangan roket yang baru.
"Serangan penembak jitu Hamas merupakan tindakan agresif yang memalukan. IDF (militer Israel akan terus melindungi pasukannya dan wilayah perbatasan," kata juru bicara tentara Israel Peter Lerner dalam cuitan di Twitter.
Dia menambahkan militer telah menginstruksikan petani Gaza agar menjauhi wilayah perbatasan demi keselamatan mereka.
Militer Israel mengatakan unit udara dan tank menyerang sejumlah sasaran menyusul serangan penembak jitu. Menurut Israel, seorang prajurit dari suku Baduy Arab terluka parah.
Dalam pernyataannya, dikutip dari Middle East Online, mengatakan seorang prajurit dari Batalion Reconnaissance Baduy mengalami luka parah di dada.
"Kebijakan kami jelas, yakni respons kuat dan mematikan dalam menghadapi setiap upaya pelanggaran ketenangan di selatan. Kami akan merespons dengan kuat upaya pelanggaran atas ketenangan yang telah tercapai," ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Kamis (25/12).
Hamas mengidentifikasi milisi yang tewas sebagai kepala unit perbatasan di wilayah tersebut Tayseer al-Ismary (33 tahun). Sumber medis Palestina mengatakan insiden mematikan tersebut terjadi di Khan Yunis. Dia tewas akibat tembakan dan pecahan peluru meriam dari tank.
Sumber Hamas mengatakan al-Ismary adalah anggota sayap militer Brigade Ezzedine al-Qassam. Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menuduh Israel memprovokasi pertempuran.
"Penjajah Israel bertanggung jawab atas ketegangan di Khan Yunis. Mereka mencoba melewati perbatasan dan memprovokasi respons dari Hamas. Kami memperingatkan penjajah agar tidak mengulangi kebodohan ini," katanya.
Sementara itu di Yerusalem, pemerintah daerah telah menyetujui izin pembangunan lebih dari 500 unit rumah di dua tempat di Yerusalem timur. Izin bagi pembangunan di Ramot dan Har Homa sebenarnya merupakan modifikasi teknis dari proyek sebelumnya yang telah disetujui.
Sabtu pekan lalu, setelah sebuah roket menyerang Israel selatan. Angkatan udara Israel menyerang Gaza untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata diberlakukan. Sejak saat itu, tiga roket menyerang Israel bagian selatan.
Satu bulan lalu, tentara Israel menewaskan seorang warga Palestina dekat pagar perbatasan di utara Gaza. Itulah penembakan mematikan pertama sejak gencatan senjata terakhir. Penembakan yang terjadi Rabu merupakan insiden mematikan kedua.
Serangan yang kembali terjadi di Gaza menimbulkan kekhawatiran terulangnya kekerasan di Palestina. Hampir 2.200 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas dalam perang selama 50 hari.
Di pihak Israel, korban jiwa tercatat 73 orang. Sebagian besar merupakan tentara.