Sabtu 27 Dec 2014 15:59 WIB

Ukraina dan Separatis Tukar Ratusan Tahanan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hazliansyah
Militer Ukraina melepaskan tembakan saat baku tembak terjadi antara militan dan pasukan Ukraina di Donetsk, Ukraina, Jumat (29/8).
Foto: EPA/Roman Pilipey
Militer Ukraina melepaskan tembakan saat baku tembak terjadi antara militan dan pasukan Ukraina di Donetsk, Ukraina, Jumat (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis proRusia melakukan pertukaran ratusan tahanan perang, Jumat (26/12). Sesuai kesepakatan, 150 tentara Ukraina akan ditukar dengan 222 anggota separatis.

"Kepala SBU (militer) melaporkan pembebasan 146 warga Ukraina kepada presiden. Sebanyak empat tahanan lagi akan dibebaskan besok. Mereka semua bisa merayakan tahun baru dengan keluarga mereka," ujar juru bicara Presiden Petro Poroshenko, Svyatoslav Tsegolko, dalam Facebooknya, Jumat. 

Sebelumnya ajudan SBU mengatakan mereka akan menyerahkan lebih dari 225 anggota separatis. Tidak diketahui jumlah pasti tawanan yang ditahan kedua pihak. Militer Ukraina bulan ini mengatakan sekitar 600 warga Ukraina ditahan kelompok separatis.

Ukraina mengatakan akan memberhentikan seluruh layanan kereta api dan bus menuju Crimea. Hal tersebut secara efektif berfungsi sebagai blokade transportasi ke dan dari kawasan tersebut.

Kepala transportasi Ukraina mengatakan pemberhentian itu diperlukan untuk melindungi penumpang karena kondisi keamanan yang memburuk di semenanjung Laut Hitam. Krimea kini berada dalam kekuasaan Rusia, namun di daratan hanya terhubung dengan Ukraina sehingga pasokan kebutuhan, termasuk listrik dan air sangat bergantung dengan Ukraina.

Ukraina sebelumnya telah menghentikan lalu lintas laut dan udara dengan Krimea. Kendati demikian, maskapai Rusia masih melayani penerbangan.

Transportasi jalan lain, seperti mobil dan truk masih diizinkan melintas menuju dan dari Krimea. Perusahaan kereta api negara Ukrzaliznytsia mengatakan kereta kargo dihentikan operasinya sejak Jumat. Sedangkan kereta penumpang akan dihentikan bertahap mulai akhir pekan dan Senin.

Perusahaan kartu kredit dan debet terbesar dunia Visa Inc dan MasterCard Inc mengatakan mereka tidak bisa lagi mendukung penggunaan kartu di Krimea menyusul sanski Amerika Serikat awal bulan ini. AS melarang perusahaan Amerika berinvestasi di Krimea atau menyediakan layanan bagi perusahaan yang beroperasi di sana.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement