REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga dari enam WNI yang diamankan Jatanras Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya karena diduga akan bergabung dengan ISIS, rela menjual rumah mereka. Hasil penjualan rumah tersebut dimasukkan ke dalam tabungan mereka setelah dikonversi menjadi dolar Amerika.
"Dalam tabungan itu ada sekitar sembilan ribu sekian dolar US. Itu hasil jual rumah mereka," terang Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriawan, Sabtu (27/12).
Sepasang suami istri beserta anak perempuannya yang masih berusia 11 tahun ini menjual rumahnya sebelum berangkat menuju Suriah.
Rikwanto menjelaskan ketika ketiga WNI dan tiga rekan lainnya menyatakan mereka memang sudah meniatkan diri untuk ke Suriah.
Pertama, mereka ingin ke Suriah karena di sana banyak pekerjaan yang sesuai syariah menurut mereka. Selain itu mereka ingin berangkat ke Suriah untuk berjihad.
"Kemudian juga untuk bergabung dengan ISIS," lanjut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto, Sabtu (27/12).
Sementara ini, pihak kepolisian belum menentukan status dari keenam WNI yang mereka amankan dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) ini. Pihak kepolisian masih akan menyelidiki apakah keenam WNI asal Makassar ini terlibat langsung dengan organisasi terlarang ataukah hanya tertipu.
Rikwanto menyatakan ada kemungkinan keenam WNI ini hanyalah korban propaganda dari pihak tertentu yang menjual jihad sebagai jalan cepat menuju surga.
Menurut Rikwanto, seseorang yang sangat khuyuk dan tawadu' dalam beragama dan menjalankan syariat agama tetapi tidak memiliki kematangan ilmu sangat rentan untuk diarahkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Karena itu, ada kemungkinan bahwa keenam orang ini merupakan korban dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Bisa saja mereka korban-korban propaganda orang-orang tertentu yang menjual jihad ataupun jalan cepat menuju ke surga dengan cara membuai mereka-mereka yang memang sedang ingin dekat dengan Tuhannya," terang Rikwanto.