REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Jelang pergantian tahun, NATO akan menarik Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pimpinan AS (ISAF) dari Afganistan setelah berada di wilayah tersebut selama 13 tahun terakhir. Sebagian besar pasukan tempur beserta sejumlah peralatan militer sudah dipulangkan terlebih dahulu.
Keberadaan pasukan NATO di Afganistan menjadi operasi yang paling lama dengan jumlah korban yang sangat besar. Untuk menandai berakhirnya masa operasi di Afganistan, pasukan NATO dijadwalkan akan menggelar upacara pada Ahad (28/12).
Upacara perpisahan ini diatur secara rahasia karena ancaman serangan Taliban. Keberadaan ISAF akan digantikan sekitar 12.500 tentara, namun tidak terlibat langsung dalam pertempuran melainkan hanya pelatihan militer kepada tentara Afganistan. Seorang pejabat NATO mengatakan Jenderal Amerika Serikat (AS) John Campbell, komandan ISAF, akan memimpin upacara tersebut di markas pasukan itu di Ibu Kota Afganistan, Kabul. Penarikan mundur pasukan NATO juga dibenarkan oleh Presiden AS Barack Obama. "Hanya dalam beberapa hari, misi tempur kami di Afghanistan akan berakhir," kata Obama, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/12).
Operasi militer ini sendiri dipicu oleh tragedi 11 September 2001 lalu dimana kemudian Washington yang didukung NATO menurunkan pasukan ke Afganistan untuk meruntuhkan rezim Taliban serta Al Qaida. Tidak tanggung-tanggung, lebih 130 ribu tentara yang berasal dari 50 negara berbeda ikut andil dalam misi yang didukung oleh mandat dari PBB dalam menciptakan stabilitas dan rekonstruksi di Afganistan. Selain itu, NATO juga mengemban misi menciptakan iklim demokrasi di negara yang terletak di Asia Tengah tersebut.
Dalam misi tersebut, seperti dilansir media Jerman, DW pada Ahad (28/12), jumlah korban sudah mencapai angka 3.400 yang berasal dari tentara NATO. Selain itu, sekitar enam ribu polisi dan tentara Afganistan juga tewas dalam pertikaian itu. Misi NATO yang mencari Osama Bin Laden yang dituding menjadi otak dibalik serangan di Amerika Serikat (AS) sudah sukses, setelah pasukan NATO berhasil menewaskan Osama dalam sebuah misi di Pakistan. Oleh karena itu, NATO akan menarik mundur seluruh pasukannya tanpa terkecuali dari tanah Afganistan jelang pergantian tahun.