Ahad 28 Dec 2014 19:31 WIB

Tiga Mayat Ditemukan di Lemari Pendingin Kapal Tuna Ilegal Papua Nugini

Red:
Penangkapan ikan tuna ilegal marak terjadi di sekitar Pulau Paona, Papua Nugini.
Foto: abc news
Penangkapan ikan tuna ilegal marak terjadi di sekitar Pulau Paona, Papua Nugini.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Tiga mayat ditemukan di antara tumpukan ikan tuna dalam peti pendingin di sebuah kapal nelayan yang kandas di sebuah pulau terpencil di Papua Nugini.

Kapal yang diduga milik nelayan pencari ikan ilegal ditemukan pada 10 Desember lalu di Pulau Paona, sekitar 45 menit perjalanan dengan kapal dari Pulau fead yang berjarak 200 kilometer dari Bougainville. Karena lokasi ditemukannya kapal itu sangat terpencil, maka otoritas Papua Nugini baru mengirim tim penyelidik ke lokasi.
 
"Warga lokal melaporkan sepulangnya dari wilayah itu dan mereka menemukan tiga mayat di lemari pendingin kapal bersama dengan ikan yang mereka tangkap,' kata Franklin Lacey, Koordinator iIm SAR Bougainville  yang memimpin tim penyelidik baru-baru ini.
 
Lacey mengatakan, dari penampilannya ketiga mayat yang ditemukan kemungkinan berasal dari Asia dan diduga merupakan kru dari kapal tersebut, namun sejauh ini identitas mayat maupun kapal belum ditetapkan. "Para penumpang di perahu, ketika kapal itu kandas sepertinya berusaha membakar kapal tersebut, namun hanya bagian atas kapal saja yang terbakar," kata Lacey.
 
Franklin mengatakan freezer yang berisi mayat juga masih bekerja. "Kami sudah memberikan peringatan kepada penduduk setempat untuk tidak mengambil ikan dari kulkas di kapal itu yang biasa mereka lakukan terhadap kapal kandas lainnya," katanya.
 
Penangkapan ikan ilegal memang sering terjadi di kawasan perairan di sekitar Pulau Pauna, Papua Nugini dan kru kapal lainnya diyakini telah berpindah ke kapal induk yang lebih besar yang bertindak sebagai pos bagi kapal-kapal kecil lainnya.
 
Tim penyelidik direncanakan bertolak dari Bougainville menuju pulau terpencil itu pada Senin mendatang. Hasil temuan akan dilaporkan kepada Otoritas Kemanan Laut Nasional Papua Nugini yang akan memimpin operasi pengangkatan mayat dan kapal tersebut. "Kami akan menyerahkan penyelidikan selanjutnya ini kepada NMSA, karena mereka yang berwenang untuk menyingkirkan ikan dan ketiga mayat itu serta  menguburkannya di suatu tempat," kata Lacey.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement