REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia menyatakan siap membantu pemerintah Indonesia melakukan pencarian pesawat airAsia QZ8501. Perdana Menteri Australia, Tony Abbott sudah berbicara langsung dengan Presiden Joko Widodo dan menawarkan mengirim pesawat P3 Orion milik AU Australia (RAAF) untuk membantu operasi pencarian.
Dalam komunikasinya PM
Tony Abbott mengatakan Australia akan melakukan apapun yang sebagai manusia bisa lakukan untuk membantu melakukan pencarian pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 yang masih dinyatakan hilang.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan Australia siap sedia kapan saja untuk membantu Indonesia melakukan upaya pencarian dan penyelamatan. "Kita bisa dan mampu membantu dalam operas pencarian dan penyelematan namun saat ini kita masih menanti kabar dari otoritas luar negeri Indonesia atau Singapura atau negara lain yang terlibat dalam pencarian dan misi penyelamatan ini,' kata Bishop.
Sementara itu upaya pencarian pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 hingga 10 jam upaya pencarian berlangsun belum membuahkan hasil. Tim SAR yang langsung dikerahkan menuju lokasi terakhir pesawat kehilangan kontak tidak berhasil menemukan informasi atau bukti apapun mengenai keberadaaan pesawat yang hilang dalam rute penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.
Upaya pencarian untuk sementara dihentikan karena hari sudah malam dan cuaca buruk.
Dalam keterangan persnya Kepala Badan SAR Nasional (BASARNAS), FHB Soelistyo mengatakan pihaknya telah mengerahkan seluruh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki bersama dengan seluruh potensi dari TNI dan Polri dalam mencari pesawat AirAsia QZ8501. Namun hingga kini pencarian tersebut belum membuahkan hasil. "Fokus pencarian hari ini adalah melakukan tindakan awal, pada fase ini memang belum terbentuk struktur tapi tim SAR langsung dikirimkan menuju titik koordinat dimana pesawat diketahui melakukan kontak terakhir dengan otoritas lalu lintas penerbangan sipil," katanya.
Basarnas mengatakan pencarian hari ini terkendala jarak pandang karena hari sudah malam, karenanya pencarian untuk hari pertama akan dihentikan dan operasi pencarian akan dilanjutkan besok hari dengan akan melibatkan bantuan dari negara tetangga.
"Besok kita akan menerima bantuan dari Malaysia terdiri dari tiga kapal dan tiga pesawat, Singapura juga menawarkan satu pesawat dan Australia juga telah menawarkan bantuan.
Upaya pencarian pesawat Airbus A320-200 pada hari pertama (28/12) dilakukan dengan menerjunkan tujuh pesawat dan kapal milik Basarnas,TNI AL dan Kementerian Perhubungan. Pencarian difokuskan di sekitar perairan Laut Jawa dan perairan Bangka Belitung.
Meski sudah mendapat tawaran bantuan dari beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia, namun pencarian pada hari pertama ini belum melibatkan tim SAR dari negara lain.
"Semua tawaran bantuan dari beberapa negara tetangga itu kita terima, tetapi untuk saat ini Indonesia masih mengerahkan SDM yang ada dari indonesia. Pada operasi berikutnya jika memang diperlukan kita pasti akan melibatkan bantuan dari negara lain untuk melakukan pencarian," kata PLT Dirjen Perhubungan Udara, Djoko Muryatmojo.
Pesawat AirAsia Indonesia 49 persen sahamnya dimiliki oleh Maskapai penerbangan bertarif murah milik Malaysia AirAsia dan selebihnya sahamnya dimiliki oleh lokal.
Kelompok AirAsia termasuk afiliasinya di Thailand, Philipna dan India tidak pernah mengalami insiden kecelakaan sejak maskapai milik Malaysia itu beroperasi tahun 2002 lalu.
Tony Fernandes, Kepala AirAsia Malaysia mengatakan melalui akun Twitter-nya : "Terima kasih atas keprihatinan dan do'a Anda, kita harus tetap kuat dan tabah."
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).