Senin 29 Dec 2014 04:13 WIB

Flu Burung Kembali Intai Hong Kong

Rep: C07/ Red: Indira Rezkisari
Flu Burung jenis H7N9.
Foto: drugdiscovery.com
Flu Burung jenis H7N9.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG - Rumah Sakit di Hong Kong menaikkan tingkat peringatan untuk virus mematikan H7N9 atau virus flu burung pada Ahad (28/12) setelah seorang wanita diketahui dalam kondisi kritis dan didiagnosis positif terjangkit virus tersebut.  Wanita berusia 68 tahun itu dirawat di rumah sakit sejak (25/12) setelah kembali dari kota selatan Cina Shenzhen hampir dua minggu sebelumnya, meskipun belum dikonfirmasi di mana atau bagaimana sampai ia terjangkit virus.

Sebelumnya sepuluh orang telah didiagnosis terjangkit virus H7N9 di Hong Kong, tiga diantaranya  meninggal.  Menurut Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, mereka diketahui tertular virus mematikan tersebut di daratan Cina. Adapun wabah tersebut, pertama kali muncul di daratan Cina pada Februari 2013, dan kembali menimbulkan keresahan dan kekhawatiran bagi warga Hong Kong karena virus flu burung yang dapat bermutasi dengan mudah dan cepat menular antar manusia, serta akan mengancam dan memicu pandemi.

Menanggapi kasus baru ini, Hong Kong pun mengumumkan menaikkan tingkat respons di rumah sakit menjadi “serius” dari sebelumnya “waspada”, dengan melakukan tindakan pencegahan tambahan yang dilaksnakan di rumah sakit setiap hari Ahad. Salah satu aturan yang terdapat pada tindakan pencegahan adalah pembatasan jam kunjungan dan masker bedah yang wajib dipakai para pasien serta penjenguk yang datang mengunjungi.

Ada tiga tingkat respon dengan "darurat" yang paling serius. Pemerintah Hong Kong mengurangi tingkat dari "serius" menjadi "waspada" pada bulan Juni, setelah penurunan kasus.

Menteri Kesehatan Ko Wing-man mengatakan pada hari Sabtu (27/12) wanita tersebut diketahui bersama dengan dua orang temannya memakan ayam masakan rumah di Shenzhen, meskipun wanita tersebut  tidak percaya ayam yang ia makan memiliki kontak dengan unggas hidup di pasar. “Dia tetap dalam kondisi kritis dalam perawatan intensif Ahad,” kata pihak berwenang rumah sakit seperti dilansir berita AFP.

Perlu diketahui Hong Kong membasmi 20 ribu ayam pada bulan Januari setelah virus mematikan tersebut ditemukan pada unggas yang diimpor dari provinsi Cina selatan Guangdong. Pemerintah pun menerapkan pelarangan impor unggas hidup dari daratan Cina untuk mencegah penularan virus mematikan tersebut.

Ko mengatakan tingkat respon yang baru tidak akan mempengaruhi impor unggas untuk saat ini, sebagai "pengujian cepat" telah diperkenalkan untuk memeriksa burung untuk penyakit ini. "Kami akan memantau situasi, kemudian memutuskan langkah-langkah yang tepat," katanya.

Hong Kong sangat waspada terhadap penyebaran virus setelah wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) melanda kota pada tahun 2003, virus tersebut menewaskan 299 orang dan menginfeksi sekitar 1.800. Ada 469 kasus H7N9 di daratan Cina sejak 2013, menurut Hong Kong CHP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement