REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG-- Setelah menyebut Presiden Barack Obama 'monyet', Korea Utara menyalahkan Washington terkait ganguan internet yang dialami negaranya. Pernyataan tersebut memperuncing ketegangan antara kedua negara setelah insiden peretasan Sony Pictures.
Komisi Pertahanan Nasional Korut mengatakan, Obama bertanggung jawab atas keputusan Sony menayangkan failm komedi bertajuk The Interview. Film tersebut menggambarkan plot pembunuhan Pemimpin Korut Kim Jong Un. "Obama melakukan tindakan sembrono dan perbuatannya seperti monyet di hutan tropis," kata seorang juru bicara yang tak menyebut namanya seperti dilansir kantor berita resmi Korut, KCNA.
Jaringan internet utama Korut mengalami gangguan dalam beberapa pekan terakhir. Pemadaman jaringan juga sempat terjadi selama hampir sembilan jam, sebelum akhinya kembali beroperasi pada Selasa (23/12). Namun kantor berita resmi Cina, Xinhua, melaporkan jaringan intenet selular dan 3G kembali lumpuh pada Sabtu (27/12) malam di Korut. Pemerintah Korut menyalahkan AS untuk ketidakstabilan sistemik dalam jaringan internet negara tersebut.
Perusahaan AS yang kerap memantau infrastruktur telekomunikasi, Dyn Research, mengatakan akses internet Korut telah kembali pulih setelah lima jam lebih pemadaman nasional. Kepala ilmuan Dyn Jim Cowie mengatakan, jelas ini merupakan pemadaman yang dilakukan untuk memutuskan akses internet di seluruh Korut. Namun pemulihan juga berlangsung cepat. "Ini bisa saja merupakan bagian dari pemeliharaan rutin atau bisa pula kelanjutan dari apa yang kita lihat dalam beberapa pekan terakhir, tampak seperti serangan," kata Cowie.
Dalam pernyataan pada Sabtu, Korut kembali menolak tuduhan yang mengatakan mereka berada di balik serangan cyber ke Sony Pictures. Mereka menuntut AS memberikan bukti atas tuduhan tersebut. Komisi Pertahanan Nasional juga menepis penolakan AS atas keterlibatan mereka dalam pemadaman internet di Korut. "AS dengan ukuran fisik yang besar lupa akan rasa malu bermain petak umpet seperti anak ingusan. Mereka mulai menganggu jaringan internet dari media utama republik kita," ungkap pernyataan Komisi Pertahanan Nasional Korut.