REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mengatakan hilangnya pesawat Air Asia kode penerbangan QZ8501 tidak bisa disamakan dengan Malaysia Airlines MH370 yang menghilang tanpa jejak pada Maret lalu. Australia sendiri memimpin pencarian MH370 yang menghilang dari radar dalam pejalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan membawa 239 penumpang.
"Saya pikir itu akan menjadi kesalahan besar untuk menyamakan apa yang telah terjadi di sini (Pesawat AirAsia QZ 8501) dengan MH370," kata Abbott, seperti dilansir Straits Times, Senin (29/12).
"Ini (Pesawat AirAsia QZ 8501) adalah pesawat yang terbang dengan rute reguler pada jadwal rutin, menurut apa yang terjadi tampaknya cuaca sedang tidak baik. Tapi, ini bukan misteri seperti hilangnya MH370 dan bukan pula kekejaman seperti MH17 yang ditembak jatuh," lanjutnya.
MH17, juga penerbangan milik Malaysia Airlines, ditembak jatuh pada 17 Juli lalu diatas wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina, menewaskan semua 298 orang dalam pesawat, di antara mereka 38 warga Australia. MH370 diyakini telah jatuh di Samudra Hindia jauh di lepas pantai barat Australia.
Hilangnya MH370 memicu serangkaian teori, termasuk bahwa itu telah dibajak. Tapi ahli penerbangan Neil Hansford mengatakan bahwa skenario seperti itu tidak mungkin untuk penerbangan AirAsia QZ8501, sebuah Airbus A320-200.
"Ini adalah situasi yang sangat berbeda dengan MH370. Pesawat (QZ 8501) tidak memiliki jangkauan untuk pergi terlalu jauh," kata Hansford.
Abbott mengatakan Australia telah siap membantu pemerintah Indonesia dalam pencarian pesawat yang hilang tersebut. Angkatan udara Australia AP-3C Orion dilaporkan bergabung dengan tim pencarian pada Senin (29/12) pagi.