Senin 29 Dec 2014 16:01 WIB

Gmail Diblokir di Cina

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Gmail/ilustrasi
Foto: gadgetlite.com
Gmail/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Layanan surat elektronik (surel) milik Google, Gmail, diblokir di Cina setelah berbulan-bulan gangguan layanan pada surel terbesar di dunia tersebut. Kelompok advokasi kebebasan Internet menyalahkan kampanye 'Great Firewall', berada dibalik pemblokiran Gmail.

Dilansir dari Reuters, sejumlah besar alamat surel Gmail terputus di Cina sejak Jumat (26/12). Pengguna layanan tersebut mengatakan surel Gmail masih mengalami gangguan hingga Senin (29/12).

"Saya pikir pemerintah tengah berusaha menghilangkan kehadiran Google di Cina dan bahkan melemahkan pasar luar negeri," kata salah satu anggota kelompok advokasi GreatFire.org.

Laporan Transparansi Google menunjukkan lalu lintas real-time ke layanan Google menampilkan, penurunan tajam pada lalu lintas Gmail dari Cina pada Jumat. "Kami sudah memeriksa dan tak ada kesalahan di pihak kami," kata juru bicara Gmail yang berbasis di Singapura.

Hampir semua layanan Google di Cina mengalami gangguan sejak Juni tahun ini. Namin hingga Ahad (28/12) lalu, pengguna Gmail masih dapat mengakses surel melalui protokol seperti IMAP, SMTP, dan POP3. Mereka juga dapat menggunakan Gmail di aplikasi seperti Mail Apple iPhone dan Microsoft Outlook.

Cina memberlakukan kontrol ketat internet bagi warganya. Negara tersebut memberlakukan mekanisme sensor internet paling canggih di dunia yang dikenal dengan Great Firewall. Kritik mengatakan Cina telah meningkatkan gangguan pada layanan online asing seperti Google.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan, dia tak tahu apa-apa mengenai pemblokiran Gmail. Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk menyediakan lingkungan bisnis yang baik bagi investor asing.

"Cina secara konsisten bersikap ramah dan mendukung investor asing melakukan bisnis yang sah di sini. Kami akan seperti biasa, menawarkan keterbukaan, trasnparansi dan lingkungan yang baik bagi perusahaan asing di Cina," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement