REPUBLIKA.CO.ID,ATHENA--Pemungutan suara di parlemen Yunani akan memutuskan apakah negara tersebut akan menggelar pemilihan umum sela yang bisa membawa partai sayap kiri Syriza berkuasa dan menggagalkan proses bailout internasional.
Kantor berita Reuters melaporkan, parlemen Yunani menggelar pemungutan suara untuk memilih pengganti Presiden Yunani Karolos Papoulias yang telah berusia lanjut. Jika anggota parlemen gagal memilih pengganti Papoulias, maka pemilu sela akan digelar dalam beberapa pekan.
Partai Syriza sementara ini memimpin pemungutan suara, dan berjanji akan menegosiasikan kembali masalah bailout Yunani. Bailout Yunani diperlukan untuk membayar tagihan dan utang.
Pemimpin Syriza Alexis Tsipras mengatakan, ia memiliki dukungan yang tumbuh di negara-negara lain yang tengah berjuang menghadapi krisis.
"Di Eropa, sentimen berubah. Semua orang mulai terbiasa dengan gagasan Syriza akan memimpin pemerintahan dan negosiasi baru akan dimulai," tulis Tsipras di surat kabar partainya, Senin (29/12).
Sementara itu mantan Komisioner Eropa Stravros Dimas, satu-satunya calon kandidat, membutuhkan 180 suara untuk terpilih. Di pemilihan babak sebelumnya, ia mendapatkan 168 suara kurang 12 suara dari minimal suara yang diperlukan.
Pemungutan suara akan dimulai pada tengah hari, dan kemungkinan hasilnya akan didapat satu jam kemudian.
Pemungutan suara terbaru menunjukkan Syriza unggul atas Partai Demokrasi Baru yang berkuasa. Samaras pada Sabtu (27/12) mengatakan, ia yakin akan memenangkan pemilu apa pun yang digelar negaranya. Ia juga telah mengajukan banding ke parlemen untuk mendukung calonnya.
Sebuah jajak pendapat pada Sabtu yang dilakukan Alco Insititute menunjukkan Syriza unggul 3,3 poin dari Partai Demokrasi Baru. Syriza meraih 28,3 persen sementara Demokrasi Baru 25 persen.