REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi pencarian pesawat Air Asia QZ8501 di hari kedua belum membuahkan hasil. Laporan sinyal darurat atau Emergency Signal yang berhasil ditangkap oleh tim SAR dan maskapai ternyata bukan berasal dari pesawat Air Asia. Di lokasi tersebut tim pencari juga tidak menemukan tanda-tanda serpihan yang diduga dari pesawat A320 QZ8501
Kepala Basarnas Indonesia, FHB Soelistyo dalam pernyataan persnya di Jakarta mengatakan, operasi pencarian di hari kedua belum berhasil menemukan lokasi pesawat. Namun pada hari ini Basarnas menerima laporan temuan sinyal darurat atau emergency signal.
Sinyal emergency pertama berasal dari pesawat Australia P3 Orien yang ikut bergabung dalam operasi pencarian pada hari kedua ini.“Signal emergency pertama diterima dari Australia sekitar pukul 08.00 atau 09.00 WIB pagi yang posisinya di sekitar sektor 7 dan 5 atau disekitar Laut Jawa dan tidak jauh dari titik terakhir pesawat kehilangan kontak,” kata FHB Soelistyo, hari ini.
Namun setelah dilakukan pengecekan lebih jauh di titik koordinat itu ternyata disimpulkan sinyal lemah itu bukan berasal dari ALT pesawat Air Asia. “Setelah dicek detail dari identitas alat yang memancarkan sinyal itu ternyata berasal dari personal locator beacon atau PLB yang prinsip dasar kerjanya memang sama dengan ALT, tapi kalau ALT terinstalasi di pesawat maka PLB berasal dari alat perseorangan,” paparnya.
Sinyal kedua tertangkap oleh pesawat Emirates yang tengah melintas di lokasi pencarian dengan titik koordinat berada di sekitar lokasi hilangnya pesawat Air Asia. Dua helikopter yang dikerahkan Basarnas menuju titik koordinat itu tidak menemukan serpihan apapun yang diduga berasal dari pesawat AirAsia, tapi salah satu pesawat AU berhasil melihat genangan minyak.
“Satu pesawat TNI AU yang melakukan pencarian di perairan di sekitar Pantai Timur Pulau Belitong melihat secara visual ada semacam genangan minyak. Saat ini kita KRI Pattimura masih dalam perjalanan menuju titik yang diperkirakan genangan minyak itu. Dan hasilnya baru akan kami sampaikan besok,” tambahnya.
Basarnas menyatakan pihaknya akan terus berusaha keras untuk menemukan lokasi pesawat. Dan akan memperluas operasi pencarian yang akan dilakukan esok hari dengan menambah setidaknya 4 sektor. Dua sektor di daratan dan dua sektor akan melakukan pencarian di sebelah Selatan Pulau belitong.
Operasi pencarian pada hari kedua melibatkan 11 pesawat dan 37 kapal. Termasuk tiga kapal dan dua pesawat bantuan dari Singapura, dua pesawat P3 Orion dari Australia dan satu pesawat dari Malaysia.
Sementara itu Presiden Joko Widodo yang langsung menuju ke kantor Basarnas Jakarta setibanya dari kunjungan ke Papua menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada keluarga penumpang dan awak pesawat AirAsia yang hilang.
Presiden Jokowi menyatakan Ia telah memerintahkan seluruh kekuatan dan lembaga terkait untuk berusaha keras menemukan pesawat QZ8501. “Saya mendengar peristiwa ini ketika berada di Wamena Papua, Saya terkejut dan merasakan kegelisahan kesedihan keluarga dari seluruh penumpang dan awak sebagaimana dirasakan seluruh warga masyaraka Indonesia,”
“Saat itu juga Saya perintahkan Basarnas untuk memimpin pencarian didukung oleh jajaran TNI Polri dan maskapai serta kementerian lembaga terkait dan masyarakat.”
Presiden Joko Widodo juga meminta seluruh masyarakat untuk membantu penuh operasi pencarian pesawat milik maskapai AirAsia yang dinyatakan hilang sejak Ahad (28/12) pagi dan membawa 155 penumpang dan 7 tujuh awak dalam rute penerbangan dari Bandara Juanda Surabaya menuju Singapura.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement