Selasa 30 Dec 2014 17:58 WIB
AirAsia QZ8501

Kapal AS Ikut Bantu Cari Air Asia QZ8501

Red:
Pilot dan petugas di pesawat C-130 Hercules milik AU Indonesia sedang melakukan pencarian.
Foto: AFP
Pilot dan petugas di pesawat C-130 Hercules milik AU Indonesia sedang melakukan pencarian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat akan ikut dalam usaha pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang sudah melibatkan beberapa negara, dengan area pencarian diperluas di kawasan Laut Jawa.

Australia, Malaysia, dan Singapura sudah ambil bagian bersama dengan Indonesia untuk menemukan pesawat tersebut. Usaha pencarian ini sekarang sudah melibatkan 15 kapal dan 30 pesawat.

Kepala Basarnas Soelistyo mengatakan bahwa area pencarian yang berada di antara pulau Sumatera dan Kalimantan akan diperluas. Pihak berwenang juga akan menyelusuri pulau-pulau yang terletak di perairan tersebut, dan juga di daratan Pulau Kalimantan. Sebelum ini fokus pencarian adalah di Laut Jawa.

Angkatan Udara Indonesia mengatakan mereka akan menyelidiki genangan minyak yang terdeteksi hari Senin, yang semula dilihat oleh pesawat angkatan udara Australia. Sementara itu, militer AS mengatakan kapal USS Sampson, sebuah kapal penangkal rudal, akan berada di lokasi hari Selasa.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jeffrey Rathke mengatakan sebelumnya bahwa Jakarta sudah meminta AS membantu pencarian. "Kami mengkaji permintaan tersebut untuk melihat bantuan terbaik apa yang bisa kami lakukan." katanya, Selasa (30/12).

Juru bicara Departemen Pertahanan AS Marsekal John Kirby mengatakan bantuan itu bisa "berupa kemampuan melakukan penjejakan di udara, di permukaan dan di bawah permukaan. "Kami siap membantu." katanya.

Dalam pernyataan di situsnya, Kementerian Pertahanan China mengatakan sudah mengirim kapal perang ke Laut China Selatan, dan pesawat sudah "memulai persiapan" untuk membantu operasi pencarian.

Sementara itu seorang pakar kelautan mengatakan bahwa "ada peluang lebih besar" untuk menemukan pesawat AirAsia ini dibandingkan pesawat MH370 yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing bulan Maret lalu.

Simon Boxall, seorang oceanographer dari University of Southampton di Inggris dalam wawancara dengan ABC NewsRadio  mengatakan kondisi laut di Laut Jawa akan lebih memudahkan bagi pihak berwenang guna menemukan apa yang terjadi dengan pesawat Air Asia tersebut. "Di sini kan, sudah ada kepastian kapan pesawat hilang dari radar. jadi mudah untuk menentukan lokasi kejadian dalam rentang beberapa ratus mil laut. Sementara fokus pencarian MH370 sangat luas."

Menurut Boxall, kedalaman air di Laut Jawa akan juga membantu. "Di lokasi MH370 kedalaman laut adalah sekitar 4.500 sampai 5.000 meter. Di sini, hanya sekitar 40-50 meter. Jadi pencarian di dasar laut lebih mudah, dan kemungkinannya lebih besar menemukan tidak saja pesawat, tetapi juga kotak hitam." tambah Boxall.

"Sekarang pencarian masih dalam taraf awal, namun saya kira peluangnya cukup besar untuk menemukan lokasi pesawat, dan menemukan apa yang terjadi dengan pesawat tersebut." kata Boxall.

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement