REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Saat musin dingin mendekat, ribuan pengungsi Suriah yang tinggal di kamp yang dikelola oleh Pemerintah Turki, menjadi makin ingin pulang ke rumah mereka, kata Ali Isel, pengungsi Suriah yang diamputasi di Kamp Hatay.
"Saya rindu pada kota kelahiran saya dan saya ingin pulang ke rumah sesegera mungkin," kata Turkan, anak gadis Suriah yang berumur 10 tahun, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa sore (30/12).
Pemerintah Turki memperkirakan seluruh jumlah orang Suriah di Turki ialah sebanyak 1,627 juta, walaupun hanya 224.000 pengungsi tinggal di kamp pemerintah, dan 1,4 juta orang lagi menetap di tempat lain.
Satu desa kecil pengungsi Suriah yang didirikan oleh mereka terletak di pinggiran barat Ceyhan, Adana. Di sana, 1,4 juta pengungsi berjuang untuk hidup tanpa dukungan pemerintah.
Satu keluarga dengan enam anak hidup di satu kamp kecil yang nyaris tak bisa menahan terjangan angin musim dingin, dan anak-anak berjalan dengan telanjang kaki di tanah yang dingin.
Buat banyak orang Suriah yang mengungsi di Turki, perawatan kesehatan adalah masalah paling penting yang mereka hadapi pada musim dingin yang sebentar lagi datang. Dan pendidikan anak-anak termasuk topik yang harus mereka tangani dengan bantuan Pemerintah Turki serta masyarakat internasional.