Jumat 02 Jan 2015 02:34 WIB

Cegah Serangan Seksual, Perempuan Muda AS Kompak Belajar Bela Diri

Rep: c78/ Red: Mansyur Faqih
Ilustrasi pemerkosaan
Foto: www.jeruknipis.com
Ilustrasi pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga perempuan muda Amerika Serikat (AS) kompak melakukan berbagai upaya meningkatkan kesadaran untuk mencegah praktik pemerkosaan. 

Hal tersebut disulut serangan dan kekerasan seksual yang terjadi di seluruh dunia. Misalnya, laporan perkosaan di India serta kekerasan seksual di berbagai universitas di AS baru-baru ini. Salah satu caranya, mereka mempelajari teknik bela diri. 

"Meski begitu, latihan bela diri tidak cukup efektif dalam menyorot akar masalah tersebut," kata aktivis keamanan kampus Daniel Carter sebagaimana dikutip dari Voice of Amerika (VoA)

Yang harus dilakukan, kata dia, mengubah budaya yang mentoleransi tindakan tersebut. Karena hal itu akan tidak akan membuat efek jera. Masyarakat dan lingkungan pun akan cenderung melakukan pembiaran karena banyaknya toleransi.

Korban perkosaan, Kasie Edwards sepakat dengan pendapat tersebut. Pada Oktober 2008 Kasie diperkosa di universitasnya di Florida ketika tengah bekerja di perpustakaan kampus. 

Ketika itu, seorang lelaki yang mengenakan jaket dengan penutup kepala menyerangnya dari belakang, memiting dan menjatuhkannya ke lantai. "Ia kemudian memperkosa saya," ujarnya.

Kasie Edwards melaporkan serangan tersebut kepada polisi tetapi penyerangnya tidak ditangkap. Pelaku bahkan masih memperkosa tiga perempuan lainnya sebelum akhirnya ditangkap karena membunuh pacarnya.

Setelah peristiwa tersebut, Kasie Edwards bekerja sama dengan pemerintah meluncurkan kampanye untuk mengakhiri aksi kekerasan seksual di kampus AS. Kampanye mencakup iklan layanan masyarakat yang menghadirkan sejumlah bintang film, musisi, politisi.

Termasuk Presiden Barack Obama yang mengkampanyekan antikekerasan seksual terhadap perempuan.

Menurut penelitian yang dilakukan antara 1995-2012 yang baru saja dikeluarkan Departemen Kehakiman AS, perempuan berusia 18 hingga 24 tahun mengalami tingkat perkosaan dan serangan seksual tertinggi dibanding kelompok umur lain. Sebagian besar serangan seksual tersebut terjadi di kampus dan universitas di AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement