Jumat 02 Jan 2015 04:43 WIB

Gitaris Queen Bergabung dalam Gerakan Penyelamatan Gajah Asia

Rep: c01/ Red: Mansyur Faqih
Adam Lambert (kiri) dan gitaris Queen, Brian May, dalam sebuah pertunjukan di Los Angeles tahun ini.
Foto: AP
Adam Lambert (kiri) dan gitaris Queen, Brian May, dalam sebuah pertunjukan di Los Angeles tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PARK VILLAGE -- Konservasionis Stanley Johnson menyerukan agar Perdana Menteri India mengakhiri penyiksaan gajah di negaranya, Gitaris Queen yang memiliki gelar doktor astrofisika, Brian May juga turut bergabung dalam aksi Stanley.

Seruan tersebut dituangkan dalam sebuah surat yang dilayangkan langsung kepada Perdana Menteri India Narendra Modi. Stanley yang merupakan mantan anggota parlemen Eropa serta Brian menandatangani surat imbauan tersebut. Dalam surat tersebut mereka meminta agar Narendra dapat memprebaiki cara India dalam memperlakukan gajah Asia.

Hamhigh melaporkan, selain Stanley dan Brian, konservasionis lain yaitu Lord Alexander Macmillan juga turut membubuhkan tanda tangan dalam surat tersebut. Surat itu sendiri dituliskan oleh pengacara terkemuka sekaligus aktivis hak asasi hewan, Duncan McNair.

Melalui surat tersebut mereka menjelaskan, populasi gajah Asia telah menurun drastis. Pada abad ke-19, jumlah total gajah Asia diperkirakan ada satu juta atau lebih. 

Akan tetapi, total gajah Asia yang ada saat ini nyaris 40 ribu ekor saja. Sebanyak 25 ribu dari gajah Asia yang tersisa hidup di India.

Dalam surat tersebut, Duncan menuliskan, penangkapan dan perburuan merupakan penyebab utama penurunan jumlah populasi gajah Asia. Selain itu, berkurangnya habitat alami juga memiliki andil pada rendahnya populasi gajah Asia saat ini.

"Gajah Asia benar-benar dalam ancaman besar. Seiring bertambahnya jumlah penduduk kelas menengah India, semakin banyak gajah yang dijadikan sebagai aksesoris. Anda menikah dan Anda akan mendapati sebuah gajah di pesta pernikahan," terang Stanley. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement