Ahad 04 Jan 2015 17:33 WIB

Korut Tolak Sanksi AS

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Ketegangan antara AS dengan Korea Utara (ilustrasi)
Ketegangan antara AS dengan Korea Utara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Amerika Serikat menerapkan sanksi baru pada Korea Utara terkait serangan peretas pada Sony Pictures beberapa waktu lalu.

Korut menyebut sanksi tersebut melampaui batas dan mencederai kebijakan AS sendiri.

AS memberi sanksi pada tiga organisasi Korut dan 10 individu secara terpisat setelah FBI menetapkan Pyongyang berada dibalik insiden peretasan. Sanksi diterapkan pada Jumat sebagai langkah awal menghukum negara yang berani menyerang perusahaan AS.

Dikutip BBC, Ahad (4/1) Gedung Putih mengatakan pada reporter bahwa tindakan itu sebagai respon atas apa yang menimpa Sony. Tiga organisasi yang terkena sanksi yaitu Biro Umum The Reconnaissance yang merupakan organisasi intelegen utama Korut, Korea Mining Development Trading Corporation (Komid) dan Korea Tangun Trading Corporation.

KCNA mengutip pernyataan juru bicara kementerian luar negerinya. "Tindakan AS tersebut berniat melumpuhkan Korut, memanaskan suasana dan hanya akan mempersulit keinginan untuk mempertahankan kedaulatannya," katanya.

Menurut KCNA, tindakan sepihak yang diambil Gedung Putih membuktikan bahwa AS masih membenci Korut. AS sebelumnya telah menerapkan sanksi pada program nuklir Korut. Para pengamat mengatakan sanksi-sanksi AS dimaksudkan mengisolasi industri pertahanan negara tersebut.

Presiden Barack Obama menandatangi sanksi pada Jumat. Sanksi akan melarang mereka mengakses sistem keuangan AS dan memberi izin pada Departemen Keuangan untuk melawan beberapa pejabat terkait.

Beberapa pejabat yang terkena diantaranya Jang Song Chol (pejabat pemerintah yang menjadi perwakilan Komid di Rusia), Kim Yong Chol (perwakilan Komid di Iran), Ryu Jin dan Kang Ryong (perwakilan Komid di Suriah). Gedung Putih mengatakan Reconnaissance berhubungan dengan kemampuan Korut dalam perang siber.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement