Senin 05 Jan 2015 11:56 WIB

Israel Kekang Kebebasan Petani Palestina

Rep: C84/ Red: Winda Destiana Putri
Tentara Israel di Yerusalem
Foto: voanews.com
Tentara Israel di Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel dilaporkan telah menculik sedikitnya lima warga Palestina di Yerusalem dan distrik Betlehem di Tepi Barat pada Ahad (4/1) kemarin.

Imemc melaporkan pada Senin (5/1) bahwa Israel telah menyerbu sebuah kawasan di Yerusalem sebelum menculik tiga warga Palestina yang diketahui bernama Mahmoud Teryaki, Abdullah Abu Diab dan Ahmad Za'anin.

Ketiganya dibawa ke pusat penahanan Israel di Yerusalem untuk diinterogasi. Selain itu, tentara Israel juga menyerbu Desa Taqu, yang terletak di sebelah timur Betlehem, di mana mereka menangkap Mohammad Asakrah (18) dan Mohammad Sabah (20) setelah menyerbu dan merusak rumah dua pemuda Palestina tersebut.

Di Betlehem dan Hebron, pasukan Israel juga menyerang dua warga Palestina yang diidentifikasi bernama Ismail Nabahin (36) dan Haitham al-Rajabi (18). Rajabi dilaporkan ditangkap dalam kondisi terluka setelah menerima tembakan dari tentara Israel dalam konfrontasi itu.

Menurut Ma'an News Agency, seorang penjaga keamanan untuk pemukiman Israel ilegal mengatakan al-Rajabi ditembak dalam bentrokan antara demonstran Palestina dan pasukan Israel di kawasan Jabal Juhur.

Pemuda itu dibawa ke rumah sakit al-Ahli untuk mendapatkan perawatan. Insiden penyerangan demi penyerangan ini bukan yang pertama kalinya dilancarkan Israel dalam beberapa bulan terakhir, laporan lebih lanjut dari WAFA, Pemerintah Israel telah berulang kali menargetkan lahan pertanian milik Palestina dengan mengeluarkan perintah pembongkaran atau penutupan jalan untuk mencegah petani mengakses tanah mereka.

Pada September lalu, pasukan Israel menutup jalan pertanian. Selain itu, lebih dari 500 ribu pemukim Israel tinggal di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Pendudukan permukiman Israel ilegal ini dinilai bertentangan dengan hukum internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement