REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS — Walaupun Belgia terbelah tiga dalam soal bahasa - Perancis, Jerman dan Belanda - tapi warganya sepakat bahwa kentang goreng (pomme frites) kreasi mereka selayaknya diakui sebagai warisan budaya dunia, setara dengan opera Peking di China dan tarian tango Argentina.
Kentang goreng ala Belgia secara tradisional dijual dalam kantong kertas berbentuk kerucut dari kedai yang disebut "fritkot," berbentuk warung atau mobil gerobak.
Ada tak kurang dari 5.000 lokasi yang khusus menjual pomme frites di Belgia, menjadikannya 10 kali lebih lazim, per kapita, dibandingkan restoran McDonald's di Amerika Serikat.
Untuk dapat diakui oleh lembaga budaya PBB (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia, petisi ini harus mendapat dukungan dari menteri kebudayaan negara bersangkutan, dan di Belgia, jabatan ini dipegang tak hanya satu, melainkan tiga orang.
Pemerintah di Belgia untuk wilayah berbahasa Belanda, Flanders, tahun sudah mengenali kentang goreng sebagai bagian tak terpisahkan dari kebudayaan nasional, sementara wilayah berbahasa Perancis dan Jerman, masing-masing akan segera menyusul.
UNAFRI, asosiasi nasional pemilik fritkot, yang memulai petisi ini, mengatakan kedai kentang goreng merupakan sesuatu yang unik bagi Belgia, yang merangkul non-formalitas dan keengganan mengadopsi kultur korporat.
"Seporsi kentang goreng adalah bagaikan Belgia dalam bentuk mini. Yang mengagumkan adalah cara berpikir ini sama tanpa memandang dari komunitas maupun wilayah manapun," ujar juru bicara asosiasi tersebut Bernard Lefevre.
Banyak turis yang bergabung dengan warga lokal mengantri di fritkot-fritkot populer di Brussels seperti Frit Flagey dan Maison Antoine.
"Sebelum saya datang ke sini, saya tidak tahu banyak tentang Belgia, tapi saya tahu bahwa orang-orangnya suka kentang goreng," kata Rachael Webb, seorang pengunjung dari Ottawa, Kanada, sambil memegang sekantong pomme frites.
Dalam daftar warisan budaya UNESCO, terdapat 314 hal yang dipandang layak dilestarikan, mulai dari kopi ala Turki sampai nyanyian polifonik Akapygmies dari Republik Afrika Tengah.
Tanaman kentang mulai dikenal di Belgia pada abad XVI, tapi baru populer sebagai kentang goreng pada abad ke-19. Menurut UNAFRI, 95 persen warga Belgia mengunjungi fritkot setidak sekali setahun.