REPUBLIKA.CO.ID, LEBANON -- Lebanon mulai membatasi jumlah pengungsi atau pencari suaka dari Suriah yang ingin masuk negara tersebut. Sebelumnya, perjalanan antara dua negara tidak dibatasi.
Namun sekarang, seseorang perlu visa untuk masuk Lebanon. ''Sudah cukup, tidak ada tempat lagi untuk menerima pengungsi,'' kata menteri dalam negeri Lebanon, Nohad Machnouk pada konferensi pers, Senin (5/1).
Jumlah pengungsi Suriah di Lebanon telah mencapai jutaan orang. Mereka mengungsi karena perang sipil antara pasukan pemberontak yang mencoba menggulingkan Presiden Bashaar al Assad.
Di bawah peraturan baru, orang Suriah yang akan masuk Lebanon harus memenuhi persyaratan untuk mendapat visa. Meski demikian, penasihat Machnouk mengatakan pada BBC, tetap akan ada pengecualian untuk beberapa kasus.
Anggota parlemen, Basem Shabb mengatakan pemerintah akan tetap mendukung pengungsi Suriah. ''Tapi bagi masyarakat Lebanon, ini tidak bisa dilanjutkan karena akan berimbas pada mereka,'' kata dia.
Sementara, PBB meminta Lebanon mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. Juru bicara badan pengungsi PBB (UNHCR) di Lebanon, Ron Redmond mengatakan jumlah pengungsi sebenarnya telah menurun dalam enam hingga delapan bulan lalu.
Ia meminta pemerintah memperjelas 'kasus serius' yang memungkinkan orang Suriah masuk tanpa visa. ''Kami hanya ingin tahu sistemnya akan seperti apa, jadi kami bisa memastikan bahwa pengungsi yang rentan bisa tetap masuk,'' kata Redmond.
Seorang pejabat keamanan mengatakan kasus kemanusiaan darurat masih akan tetap bebas visa. Kebebasan itu bisa digunakan untuk mendapat akses medis.