REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, siap melakukan perlawanan terhadap gerakan dan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di provinsi itu.
"Kami siap berada di garda depan untuk melawan gerakan dan jaringan ISIS di provinsi ini. Ajaran ISIS ini bertentangan dengan Islam, sehingga harus ditolak dan dilawan keberadaannya," tegas Wakil Ketua GP Ansor Jatim, Andry Dewanto Ahmad, di Malang, Selasa (6/1).
Andry menegaskan hal itu dalam Sarasehan Keagamaan "Menolak ISIS" di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) bekerja sama dengan PC NU Kota Malang.
Ia menegaskan ajaran ISIS bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga harus dilawan dan ditolak tegas keberadaannya.
Sebelumnya, ISIS merupakan bagian dari kelompok Al Qaidah, namun sekarang sudah tidak lagi satu kelompok dengan Al Qaidah, karena memiliki kepentingan sendiri.
Indonesia, tegas Andry, adalah negara yang berideologi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah menjadi harga mati. "Dalam ajaran Islam, kita dilarang membunuh sesama, sedangkan ISIS malah membunuh orang yang tidak mengikutinya, sehingga harus dilawan," tegas Andry.
Sementara itu, pengurus PC NU Kota Malang, H Roibin, menilai jihad dalam Islam tidak hanya menggunakan cara perang seperti yang diajarkan dalam ISIS. "Islam itu indah dan antikekerasan dan menghormati orang yang tidak seiman, sehingga aliran ISIS memang harus dilawan karena bertentangan dengan Islam dan justru merusak citra Islam," tandasnya.
Jaringan ISIS diduga masih berkembang di wilayah Malang dan banyak kader ISIS yang dibina langsung oleh Salim Attamimi yang sebelumnya pernah tinggal di Malang. Hal itulah yang melatarbelakangi digelarnya sarasehan keagamaan "Menolak ISIS" tersebut. Tujuannya, merumuskan bagaimana menangkal meluasnya jaringan ISIS di wilayah Malang raya, Jatim dan di seluruh wilayah Indonesia.