REPUBLIKA.CO.ID, -- Satu serangan bom bunuh diri terjadi di kota Istanbul, Turki, yang menewaskan satu orang polisi dan sejumlah warga lainnya luka-luka.
Aksi tersebut terjadi di satu Kantor Polisi. Diketahui pelakunya adalah seorang perempuan.
Dilansir dari BBC News, Selasa (6/1), Gubernur Istanbul Vasip Sahin mengatakan, perempuan tersebut berbicara menggunakan bahasa inggris dengan aksen tebal.
Aksi berbahaya ini menargetkan kantor polisi di The Tourist hub Sultanahmet, dekat Masjid Biru dan Hagia Sophia. Sahin pun menyampaikan bahwa perempuan pelaku bom bunuh diri sempat mendatangi kantor polisi dan menyampaikan kehilangan dompet.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang bisa diduga sebagai dalang dibalik serangan tersebut.
Sebelumnya, pada kamis lalu polisi menangkap seorang pria yang melemparkan granat dan menembakkan senjata pada petugas di dekat Kantor Perdana Menteri.
Beruntung tidak ada yang terluka dalam aksi tersebut. Saat ini polisi menutup di distrik bersejarah tempat pengeboman terjadi. Termasuk pemberhentian aktivitas transportasi angkutan umum di sekitar alun-alun Sultanamet yang notabene adalah tujuan wisata populer di Negara dua benua itu.
Kelompok Marxis DHKP-C mengatakan peristiwa itu ada kaitannya dengan serangan sebelumnya pada tanggal 1 Januari, yang terjadi di luar Istana Dolmabahce.
Pemerintah Turki, Uni Eropa dan AS, DHKP-C menduga bahwa serangan tersebut dilakukan oleh organisasi teroris. Mereka telah meluncurkan beberapa serangan sejak 1980-an, termasuk pada polisi, petugas keamanan, dan, terakhir, Kedutaan Besar AS di Ankara pada tahun 2013.