Rabu 07 Jan 2015 10:05 WIB

PBB Usulkan Standar Baru untuk Melacak Penerbangan

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Pencarian pesawat MH370 terus dilakukan
Foto: AP Photo/Rob Griffith
Pencarian pesawat MH370 terus dilakukan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan penerbangan PBB mengusulkan standar baru, yang mengharuskan pesawat komersial melaporkan posisi mereka setiap 15 menit. Langkah ini diusulkan sebagai bagian dari inisiatif global dalam pelacakan pesawat, setelah hilangnya pesawat Malaysia MH370.

The Guardian melaporkan pada Rabu (7/1), hilangnya pesawat MH370 milik Malaysia Airlines memicu kesadaran global untuk menemukan sistem baru yang memungkinkan rute dan lokasi terakhir pesawat diketahui.

Juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Anthony Philbin mengatakan, jika standar baru diadposi maka akan berlaku dalam waktu dekat. Sebab standar baru pelacakan tersebut tak membutuhkan teknologi baru pada pesawat.

Anggota ICAO akan membahas proposal ini pada konferensi keamanan di Montreal bulan depan. Asosiasi Industri Transportasi Udara Internasional (IATA) berjanji akan membentu satuan tugas untuk masalah ini dan secara sukarela meningkatkan pelacakan, sementara ICAO mengembangkan standar.

Pada Desember, satgas merekomendasikan maskapai melacak pesawat dalam interval setidaknya 15 menit dalam waktu 12 bulan. Tapi IATA sendiri menolak keras dan mengatakan batas waktu itu tak praktis.

Philbin menyebut skema ICAO sebagai sebuah dasar pelacakan standar penerbangan. Badan ini akan mengembangkan rekomendasi pelacakan yang lebih ketat.

"Jika negara anggota setuju dengan standar baru, konferensi keamanan juga akan ditanya tanggapannya agar cepat dilaksanakan dan ICAO bisa mempercepat proses itu." kata Philbin pada Reuters.

ICAO secara efektif bisa memaksa maskapai untuk bertindak sesuai standar, dan menjadi persyaratan di 191 negara anggotanya. Tapi ICAO kebih suka membuat keputusan dengan konsensus, mereka akan mengadaan konferensi pada Februari.

Banyak maskapai penerbangan melacak pesawat dengan menggunakan sistem satelit. ICAO baru-baru ini mencatat sejumlah pesawat telah memiliki sistem dalam penerbangannya yang memungkinkan mengirimkan informasi mengenai posisi mereka. Tapi peralatan itu tak selalu diaktifkan dan di beberapa lokasi termasuk di sepanjang rute kutub.

Saat ditanya menenai apakah radio dapat digunakan untuk memenuhi standar baru yang diusulkan ICAO, Phiblin mengatakan komunikasi suara dapat berfungsi sebagai cadangan untuk mereka yang tak memiliki teknologi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement