Rabu 07 Jan 2015 18:59 WIB

Harga Minyak Dunia di Bawah 50 Dolar AS/Barel

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Esthi Maharani
Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pertama kalinya sejak Mei 2009 harga minyak mentah dunia turun menjadi di bawah 50 dolar AS perbarel. Dikutip dari laman //BBC//, pada pembukaan perdagangan, Rabu (7/1), harga minyak 49,92 dolar AS perdolar sebelum naik ke nilai 50 dolar AS.

Pertumbuhan global yang melambat dan meningkatnya suplai minyak dan gas menyebabkan harga minyak turun dalam beberapa pekan terakhir. Harga minyak yang diperdagangkan di Amerika Serikat atau yang juga dikenal dengan minyak West Texas Intermediate sebelumnya telah berada di bawah 50 dolar AS. 

Banyak pengamat memperkirakan harga minyak akan terus turun karena produsen shale Amerika Utara terus meningkatkan pasokan jumlah minyak dan gas. Kelompok produsen minyak OPEC menolak memangkas produksi untuk mendukung harga.

"Melihat tanda-tanda OPEC tidak akan melakukan apapun mengenai kelebihan produksi, tampaknya kita akan melihat harga yang menurun menuju 40 dolar AS dalam beberapa pekan mendatang," ujar pengamat CMC Market Machael Hewson.

Di saat sebagian besar konsumen dan pelaku bisnis menyambut baik jatuhnya harga minyak bumi, negara produsen minyak seperti Rusia dan Venezuela merasakan dampak jatuhnya harga komoditas ekspor mereka. 

Harga minyak jatuh hingga setengahnya sejak Juni. Menurut Indeks Output Global JPMorgan laju pertumbuhan bisnis global bergeser ke tingkat yang terlemah selama lebih dari satu tahun pada akhir 2014. Kegiatan ekonomi yang lemah menambah kekhawatiran deflasi.

Pasar minyak turun untuk sesi kelima dan turun dengan lebih dari 10 persen pekan ini. Harga turun sekitar 57 persen sejak harga puncaknya di atas 115 dolar AS Juni lalu.

"Terdapat surplus produksi satu sampai 1,5 juta barel perhari pada 2015 dan jelas tidak ada sinyal dari OPEC untuk mengintervensi produksi di saat permintaan rendah," kata pengamat direktur komoditas SEB di Oslo Bjarne Schieldrop.

Nobuyuki Nakahara, mantan eksekutif minyak dan mantan anggota dewan kebijakan Bank Japan mengatakan harga minyak akan terus jatuh. Dia mengatakan harga minyak akan terus jatuh karena pertumbuhan di Cina yang melambat dan karena harga minyak di atas 100 dolar AS adalah hal yang abnormal dalam sejarah.

"Saya tidak terkejut jika harga jatuh serendah-rendahnya sekitar 20 dolar AS perbarel," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement