REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengutuk serangan terhadap kantor surat kabar satir di Prancis, Rabu (7/1) waktu setempat. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan itu.
Obama menyebut serangan itu sebagai "serangan teroris". Ia pun berjanji segera mengirimkan bantuan untuk Prancis. "Kami berhubungan dengan pejabat Prancis dan saya telah arahkan pemerintah saya untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk membantu membawa teroris ini ke pengadilan," katanya seperti dinukil dari AFP, Kamis (8/1).
Sejumlah pria bersenjata menyerbu kantor koran Charlie Hebdo di Paris. Kelompok itu dipersenjatai dengan senapan serbu AK-47 dan peluncur granat.
Pemimpin Redaksi koran tersebut, Stephane Charbonnier, dan tiga kartunis termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu. Diduga Charlie Hebdo diserang lantaran menurunkan kartun satir Nabi Muhammad saw.
"Saya sangat mengutuk penembakan mengerikan di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris yang dilaporkan menewaskan 12 orang," kata Obama.
Presiden AS memuji Prancis sebagai sekutu tertua Amerika. Prancis adalah mitra dalam perang melawan teroris yang mengancam keamanan bersama kami dan dunia. Pikiran dan doa kami dengan korban serangan teroris ini dan
rakyat Prancis pada masa sulit ini," katanya.
"Lagi dan lagi, orang-orang Prancis telah berdiri untuk nilai-nilai universal yang generasi orang-orang kami telah bela. Prancis, dan kota besar Paris di mana serangan keterlaluan ini terjadi, menawarkan kepada dunia contoh yang abadi yang akan bertahan baik di luar visi kebencian pembunuh tersebut."