REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pemerintah Kanada setuju untuk kembali menampung 13.000 pengungsi, yang terdiri dari 10.000 pengungsi Suriah dan 3.000 pengungsi Irak.
Menteri Imigrasi Kanada pada Rabu menyatakan, persetujuan ini sebagai respons dari permohonan pertolongan PBB. Rencananya, para pengungsi akan mulai ditampung dalam waktu tiga tahun ke depan.
"Warga Suriah dan Irak menghadapi bentuk terburuk dari kekerasan yang terjadi di dunia saat ini," ujar Menteri Imigrasi Kanada Chris Alexander, dikutip dari Al-Arabiya, Kamis (8/1).
Alexander menilai apa yang dilakukan oleh militan di Suriah dan Irak merupakan pembunuhan sistematis terhadap siapa pun yang tidak mengikuti Islam yang menyimpang versi mereka. Karena itu, Alexander menyatakan saat ini aksi amukan yang kejam sedang melanda seluruh Suriah dan Irak.
Kanada sendiri telah bersedia untuk menampung para pengungsi Irak sejak 2009 lalu. Pada 2009, Kanada telah menampung 20.000 pengungsi asal Irak. Lebih dari 1.000 pengungsi Suriah juga mendarat ke tepi lautan Kanada sejak permulaan perang saudara di Suriah terjadi pada 2011.
Meski begitu, kelompok oposisi di pemerintah mengkritisi langkah tersebut. Mereka menilai pemerintah lambat dalam bertindak dan seharusnya dapat menerima lebih banyak lagi pengungsi dari kedua negara tersebut.
Sebanyak 13.000 pengungsi yang diterima Kanada ini sudah memenuhi 10 persen dari total permohonan pertolongan badan pengungsi PBB. PBB saat ini sedang mengajukan permohonan pertolongan agar para pengungsi yang lari menghindari perang di Irak maupun Suriah bisa mendapat penampungan.
Berdasarkan laporan yang baru dirilis oleh Komisaris Tinggi untuk Pengungsian PBB, jumlah pengungsi Suriah telah melampaui Afghanistan. Padahal Afghanistan memiliki jumlah warga terlantar terbesar yang membutuhkan perlindungan.