REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) turut menyuarakan pendapatnya terkait penyerangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo. Menurut Aher, ada cara lain yang lebih bijak dalam menghadapi pihak yang tidak menyukai Islam.
"Kita ini du'at bukan qudhat, da'i bukan hakim," terang Aher, Kamis (8/1).
Menurut Aher, ada baiknya jika orang-orang yang membenci Islam dijadikan sebagai objek dakwah, bukan dihakimi. Karena bisa jadi mereka membenci karena belum paham tentang Islam.
Karenanya, akan lebih baik jika umat Muslim memperlakukan pihak yang tidak atau belum menyukai Islam dengan cara-cara yang benar.
Menurut Aher, Alquran telah mengajarkan cara berperilaku dalam menghadapi pihak yang tidak atau belum menyukai Islam. Hal yang paling utama dalam hal ini yaitu menghadapi dengan salaama atau perdamaian.
Selain itu ada tiga cara lain yang seharusnya juga dijadikan pedoman dalam berperilaku terhadap pihak yang berlawanan dengan Islam.
Pertama, perilaku bil hikmah walmauidzotil hasanah. Ini merupakan cara penyampaian yang bijak. Umat Muslim dapat menyampaikan pelajaran yang baik dengan cara yang lemah lembut kepada pihak yang belum mengerti, dalam hal ini pihak yang bertentangan dengan Islam.
Selain itu, ada juga wajaadilhum billati hiya ahsan. Perilaku ini mengajarkan agar umat Muslim dapat berargumentasi dengan santun. Seandainya diharuskan untuk melakukan perdebatan, maka perdebatan tersebut harus dilakukan dengan cara yang baik.
Terakhir, fa'taduu bimitsli ma'tadaa 'alaihim. Seorang Muslim diperbolehkan untuk menyerang jika dihadapkan pada ketidakadilan. Selain itu, konteks menyerang ini juga memiliki takaran, tidak boleh berlebihan.
"Apapun keadaannya, Allah akan memenangkan Agama ini. Mari kita sambut janji Allah dengan memilih metoda yang paling tepat menghadapi mereka," jelas Aher.