Kamis 08 Jan 2015 12:55 WIB

Badai Salju, Negara di Timur Tengah Hentikan Perang

Rep: c16/ Red: Esthi Maharani
  Badai salju menerpa tenda para pengungsi asal Suriah di desa Deir Zannoun, lembah Bekaa, Lebanon, Rabu (7/1). (AP/Hussein Malla)
Badai salju menerpa tenda para pengungsi asal Suriah di desa Deir Zannoun, lembah Bekaa, Lebanon, Rabu (7/1). (AP/Hussein Malla)

REPUBLIKA.CO.ID, Badai salju menyerang beberapa negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Bagian Utara. Akibatnya, sejumlah ruas jalan dan akses lalu lintas terpaksa harus ditutup, dilansir //Alarabiya//, Kamis (8/1). 

Selain terganggunya akses lalu lintas, badai salju juga berdampak pada aktivitas perang di negara konflik di Timur Tengah. Di Suriah, aktivitas perang langsung terhenti setelah badai salju menerjang kota Damaskus dan Aleppo. Tidak ada gempuran senjata dan pesawat tempur yang melintas di kedua kota tersebut.

Dilaporkan, dua pelabuhan utama Suriah di Tartous dan Latakia ditutup karena terjangan badai yang kecepatannya mencapai 74 km per jam. Badai juga memnyebabkan terjadinya gelombang setinggi lebih dari 5 m. 

Badai salju diakui telah mengganggu sendi sendi kehidupan masyarakat Suriah, terutama bagi para pengungsi Suriah yang menyebar di seluruh negara-negara tetangga.

Di negara konflik lainnya, Palestina dan Israel, sibuk mengumpulkan persediaan makanan, bahan bakar dan pemanas. Kebutuhan sehari-hari seperti roti, air mineral dan popok habis terjual di supermarket-sipermarket di kota Ramallah, Palestina. 

Hujan lebat dan suhu yang sangat rendah mengancam korban perang di jalur Gaza, dimana rumah dan bangunan masih hancur akibat perang dengan Israel. Ribuan warga Palestina tinggal di kamp penampungan dan rumah-rumah yang telah rusak.

"Tidak ada listrik, tidak ada air minum, tidak ada bangunan, dan sekarang badai. Kami membutuhkan bantuan dari seluruh dunia," kata Samir Ali, seorang sopir taksi kota Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement